Gambaran Tentang Rumah Idaman

Gambaran Tentang Rumah Idaman
Gambaran Tentang Rumah Idaman


Memiliki rumah idaman tentu menjadi impian bagi setiap orang, utamanya bagi yang sudah berkeluarga. Memiliki rumah sendiri tentu menjadi nilai plus karena tidak ada tekanan orang lain dalam bentuk apa pun. Justru, apa pun yang menjadi standar rumah bisa secara leluasa untuk mengatur dan menata sesuai keinginan kita.

Untuk sekedar mendapatkan atau pun memiliki rumah, banyak sekali orang harus bekerja keras karena rumah adalah salah satu kebutuhan utama.
 
Tentu, rumah bukanlah salah satu yang harus dimiliki sebab untuk sekedar dijadikan tempat tinggal itu tidaklah harus rumah sendiri, melainkan rumah sewaan, kos-kosan, apartemen, hotel, dan sebagainya. Konsekuensi jika bukan rumah sendiri atau pun rumah keluarga, maka harus mengeluarkan biaya lebih untuk biaya sewa.

Bersyukur jika kita memiliki rumah sendiri tanpa memikirkan biaya sewa dan sebagainya dan bagi yang berjuang memiliki rumah idaman, semoga dimudahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, Amiin ya rabbal ‘alamin. 

Pada kesempatan kali ini, saya akan sedikit menggambarkan tentang rumah idaman yang biasa orang idam-idamkan. Tentu, gambaran ini bisa saja diterima atau pun ditolak bergantung pada penilaian porsi masing-masing orang.

Menurut saya, rumah idaman itu adalah rumah yang jika ditempati akan mendapatkan ketenangan di-support dengan fasilitas-fasilitas yang memadai. Contoh sederhananya adalah saat kita ingin mandi, tersedia kamar mandi, jika kita ingin shalat ada tempat shalatnya, jika ingin sekedar membuat kopi maka tersedia kompor, begitu dan seterusnya.

Tanpa muluk lagi, mari kita bahas tentang gambaran rumah yang idaman. Rumah yang idaman versi saya adalah :

1. Bisa memberikan ketenangan, kenyamanan, serta kehangatan bersama keluarga. 

2. Aman dari sesuatu yang berdampak buruk seperti maling, pohon tumbang, kabel listrik yang terbuka, dan makhluk astral.

3. Rumah yang bersih dari berbagai kotoran seperti sampah, debu, tikus, kecoa, cicak, dan semut.

4. Ruang yang lengkap, ada kamar tidur, kamar tamu, balkon, garasi, gudang, kamar pribadi, studio musik, kamar mandi, dapur, kolam renang, taman bunga dan kolam renang ikan, air mancur, lapangan bermain, dan tempat bersantai. 

5. Tersedia fasilitas layaknya rumah idaman pada umumnya misalnya TV, Aquarium, AC/kipas angin, motor, mobil, helikopter, hiasan dinding, jam dinding, foto keluarga, meja belajar/kerja, jendela kaca, dan sound system, sofa, cerobong asap, dan lift.

That’s from me gambaran tentang rumah idaman. Jika Anda memiliki sedikit tambahan tentang rumah idaman, bisa berikan komentar di kolom komen yang sudah tersedia di bawah ini. I am waiting for it.

Meneladani Tokoh Buya Hamka

meneladani buya hamka
Foto Buya Hamka ; Meneladani Tokoh Buya Hamka 

Tokoh Nasional Indonesia cukup banyak dan masing-masing memiliki karakter dan intelektual berdasarkan latarnya. Kali ini, mengulas seorang tokoh nasional yang teladan ditandai dengan sikap-sikapnya yang terpuji semasa hidupnya, yaitu Buya Hamka.

Sekelumit tentang biografi Buya Hamka, beliau hidup sebelum era Kemerdekaan Republik Indonesia. Nama lain beliau adalah Abdul Malik Karim Abdullah. Lahir pada 17 Februari di Agam, Sumatera Barat. Sejak kecil, beliau oleh ayahnya diajari ilmu agama khususnya Al-qur’an.

Sebelum mendapatkan julukan buya, semasa remaja beliau gemar dan antusias dalam mencari ilmu, tidak hanya daerah indonesia saja melainkan juga mancanegara.

Selain ilmu agama. salah satu keahlian Buya Hamka lainnya adalah di bidang kepenulisan. Hal itu sesuai yang dilansir pada laman jeyjingga.com, Jum’at 14 April 2023. Tercatat, Buya Hamka pernah bekerja sebagai penulis di Majalah Pelita, Sumatera Utara.

Buya Hamka juga berkecimpung di dunia organisasi, khususnya dalam hal kepengurusan Muhammadiyah. Kariernya semakin maju setelah beliau dipilih sebagai ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 1975 m.

Tersohornya beliau tidak lepas dari kiprah dan sikapnya yang baik dan patut kita teladani. Lalu, sikap apa saja yang bisa kita teladani dari Buya Hamka? Adapun nilai-nilai teladan dari seorang Buya Hamka tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :

Pertama, tidak mudah putus asa. Meski kondisi orang tuanya tidak bersama lagi, beliau tetap optimis menjalankan hidup penuh semangat. Selalu menghabiskan waktu dengan tanpa sia-sia. Produktif di setiap kesempatan.

Kedua, semangat berkarya. Melalui kemampuan yang beliau miliki yakni di bidang kepenulisan, karya tulis berjudul “Di Bawah Lindungan Ka’bah” menjadi salah satu karya tulis fenomenal Buya Hamka di jamannya dan bahkan sekarang.

Ketiga, tabah. Sikap tabah ditunjukkan oleh Buya Hamka semasa hidupnya. Pada tahun 1964 paska Indonesia Merdeka, beliau justru dipenjarakan oleh eks Presiden Soekarno karena dianggap bersekongkol dengan negara Malaysia. Meski tidak pasti kebenarannya, Buya Hamka menghadapi segala sesuatunya dengan sikap tabah.

Keempat, memiliki kepribadian yang ikhlas. Pada masanya, buya Hamka pernah ditunjuk sebagai ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia). Dalam menjabat itu, beliau menunjukkan sikap ikhlasnya dengan tidak mau diberi gaji. Artinya, selama itu kepentingan untuk ummat maka prioritasnya adalah semata karena Lillahi Ta’ala. Wallahu A’lam.

Kelima, pemaaf. Bagi seorang Buya Hamka, untuk sekedar berbuat baik tidak memperhatikan kepada siapa harus berbuat baik. Beliau  tidak peduli apakah orang tersebut berbuat baik atau bahkan memusuhinya. Sehingga berbuat baik kepada orang lain adalah prioritasnya sebagai seorang hamba