Showing posts with label Wisata Religi. Show all posts
Showing posts with label Wisata Religi. Show all posts

Pura Agung Jagat Karana Surabaya

Pura Agung Jagat Karana Surabaya
Saat Berfoto di Halaman Pura Agung Jagat Karana di Kota Surabaya

Pura Agung Jagat Karana merupakan tempat peribadatan khususnya bagi umat Hindu di kota Pahlawan. Lokasinya berada di jalan Ikan Lumba-Lumba No. 1 Krembangan Surabaya.

Pura Agung Jagat Karana terkenal dengan suasananya yang tenang. Merupakan salah satu wisata religi terbuka untuk umum. Bagi yang non umat Hindu pun diperbolahkan masuk tanpa dipungut biaya. 

Meski begitu, menjaga ketenangan, kesopanan dan toleran merupakan hal yang seyogyanya dilakukan sebagai bentuk toleran dalam menyikapi sesuatunya yang beragam.   

Batasan yang bisa dikunjungi, khususnya bagi non agama Hindu hanya sekedar di halaman depan saja, tidak termasuk ke dalam area suci bagi umat Hindu melakukan peribadatan/sembahyang.  

Lalu, ada apa saja di area Pura? Bagi Anda yang belum pernah mengunjungi lokasi ini, perlu diinformasikan bahwa ornamen bangunan layaknya pura pada umumnya. Memiliki ornamen yang khas serta terdapat sejumlah ukiran patung di beberapa spot. 

Segala bentuk ukiran memiliki makna tersendiri. 

Berdasarkan beberapa informasi, dulunya, kawasan Pura Agung Karana merupakan kawasan daerah milik angkatan Laut. Pada sekitar tahun 1969 semenjak dibangunnya Pura, maka kawasan ini menjadi tempat peribadatan bagi umat Hindu. 

Pada beberapa momen, pengunjung bisa melihat ritus yang disebut dengan Melasti dimana umat Hindu melakukan kegiatan ritual penyucian diri. Melasti sendiri merupakan salah satu ritual ketika hendak menyambut hari raya nyepi.  

Jika Anda tertarik mengunjungi pura, lokasinya berdekatan dengan SMA Hang Tuah 1 Surabaya atau mudahnya bisa menggunakan aplikasi google maps yang ada di hp Android kesayangan Anda. Perhatian, lokasi ditutup ketika ada perayaan hari raya Nyepi.

Untuk sekadar pendapat bagaimana hukum berkunjung ke tempat ibadah agama lain, tentu masing-masing  individual memiliki persepsi yang berbeda-beda, tetapi sikap toleransi tetap menjadi skala prioritas. 

Berkunjung ke tempat ibadah agama lain hanya sebatas sebagai ilmu pengetahuan bahwa seperti itulah tempat ibadah umat agama melakukan peribadatan. Artinya, tidak perlu belajar bagaimana cara beribadahnya. 

Maka agamamu adalah agamamu, agama kita adalah agama kita, dan agama mereka adalah agama mereka. Negara Republik kita ini, kita bisa memilih agama sesuai yang diyakini dan hanya ada 6 agama yang diakui dan dilindungi sesuai konstitusi kita.

Makam India Pakistan Surabaya

Makam India Pakistan
Makam India Pakistan Surabaya

Berwisata di daerah Kenjeran Kota Surabaya, selain ada makam W.R. Supratman, ada juga makam India Pakistan berada di Jl. Sidotopo Wetan, Simokerto, Surabaya. Lokasi masih terbilang berada di area masjid Sabilul Muttaqin. 

Terpampangnya plakat bertuliskan “Makam India Pakistan” tentu menarik perhatian bagi siapa pun yang tergerak hatinya untuk sekedar tau makam sekaligus sejarahnya. Sebab umumnya di kota Surabaya, yang terkenal hanya beberapa kampung diantaranya kampung Arab, Cina, Arab, dan Melayu pada masanya. 

Kontras untuk yang satu ini, Lokasi pemakaman India Pakistan tidak mengisyaratkan bahwa adanya kampung India di Kota Surabaya. Hal itu sesuai dengan hasil pengamatan yang saya lakukan beberapa waktu lalu, Jum’at (27/10).

Sepintas, di sekitaran lokasi makam, umumnya hanya warga Surabaya, Madura, China, dan warga pendatang lainnya yang memungkinkan.

Berdasarkan pengalaman berkunjung, pintu gerbang Makam India Pakistan terbuka untuk umum ketika pada momen hari Jum’at dimana umat muslim sekitar maupun yang sedang safar menunaikan ibadah shalat Jum’at. 

Tujuan pembukaan area makam yaitu untuk penambahan lahan parkir motor. Hal itu disebabkan lahan parkir di halaman masjid bagian depan cukup terbatas, sementara parkir area makam nampak lebih luas.

Tidak adanya catatan khusus di area parkir, membuat saya sulit mengumpulkan informasi yang lebih mendalam. Namun, sedikit catatan bahwa dilarang untuk meng-kejing makam yang ada. 

Menelusuri informasi terkait hubungan warga India dengan Indonesia, keduanya memiliki kaitan erat khususnya pada era penjajahan Belanda. Hal itu sesuai yang dilansir pada laman BBC News Indonesia berjudul “Kisah Ratusan Tentara India yang Membelot ke Pihak Indonesia dalam Pertempuran Surabaya, ”Jum’at (4/11). 

Pada saat itu, India merupakan bekas jajahan negara Inggris. Selama kurang lebih 89 tahun tersebut pihak Inggris sering memanfaatkan ribuan hingga ratusan ribu prajurit India untuk berbagai tujuan seperti meyelesaikan berbagai konflik kolonial.

Lebih lanjut, sesuai lansiran, disebutkan ada setidaknya dua kali prajurit India datang ke Indonesia. Pertama pada tahun 1811 ketika pihak Inggris sedang menginvasi pulau Jawa dan yang kedua pada tahun 1945 sampai pecahnya pertempuran yang dikenal dengan sebutan “Pertempuran 10 Nopember””. 

Kedatangan prajurit India pada tahun 1945 sebanyak 4.000, disebut dengan pasukan Divisi Kelima India dipimpin oleh Mayor Jenderal Mansergh. Mereka datang membawa sejumlah tank dan juga pesawat tempur. 

Pengiriman pasukan India ke Indonesia oleh Belanda rupanya menjadi hal yang bumerang bagi para pelaku praktik kolonial. Sebanyak 600 pasukan India membelot ke pihak Indonesia untuk sama-sama berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. 

Mereka pasukan India yang mendapatkan hidayah dari Allah, mereka berfikir bahwa buat apa membantu jajahan Belanda sementara negara sendiri masih dijajah oleh Belanda. Selain itu, seperti diadu dengan sesama Muslim yang berjuang untuk negaranya sendiri.

Produk di Masjid Cheng Hoo Surabaya

Produk di Masjid Cheng Hoo Surabaya
Toko di Halaman Masjid Cheng Hoo Surabaya

Jalan-jalan di kota Surabaya tidak lengkap kalau tidak membeli produk atau pun sekedar merasakan dan mencicipi masakan khas Kota Surabaya. Nah, pada kesempatan kali ini akan diceritakan sebuah pengalaman saat mengunjungi Masjid Cheng Hoo Surabaya.

Berawal dari lamanya tidak berkunjung, pada Sabtu (21/10/23) saya memutuskan berkunjung kembali ke Masjid Cheng Hoo Surabaya. kesempatan kala itu merupakan kesempatan ke sekian kalinya.

Apa yang saya ingat tidaklah jauh berbeda dengan kunjungan dulu baik kondisi masjid, toko, dan halaman sekitarnya. Saya pun langsung mengisi kegiatan dengan mengerjakan shalat dzuhur disana kemudian lanjut melihat keindahan dan kemegahan halaman Masjid Cheng Hoo Surabaya.

Lokasi masjid dan bangunan serbaguna yang di lantai bawahnya terdapat toko terbilang sangat berdekatan, bahkan jaraknya terbilang hanya beberapa meter saja.

Jika kebetulan Anda mampir atau pun berkunjung ke masjid Cheng Hoo, maka tidak ada salahnya singgah ke toko untuk membeli salah satu produk yang tersedia di toko Masjid Cheng Hoo Surabaya. kira-kira. produk atau souvenir apa saja itu?

Berdasarkan pengalaman, ada banyak produk ditawarkan di sana. Beberapa produk tersebut antara lain baju, kopiah dengan berbagai ukuran, buku, kitab, gantungan kunci, dan lain sebagainya.

Keberadaan masjid dan toko tersebut cukup terkenal. Bukan tanpa alasan, Masjid Cheng Hoo telah dikenal sebagai salah satu objek wisata religi di Kota Pahlawan Surabaya. Banyak wisatawan datang berkunjung ke wisata ini. Letaknya di jalan Gading No. 2, Genteng, Surabaya.

Toko masjid Muhammad Cheng Hoo berada di gedung serbaguna lantai dasar. Hal tersebut ditandai dengan plakat bertuliskan “Gedung Serbaguna” sebagian difungsikan sebagai toko penjualan produk masjid Muhammad Cheng Hoo sendiri dan juga ada kantin di belakang gedung tersebut.

Melihat-lihat produk di Masjid Cheng Hoo, saya pun berkeinginan membeli sesuatu. Namun karena kebetulan di toko sedang tidak ada yang berjaga, akhir saya mengurungkan membeli souvenir disana.

Untuk harga dipastikan terbilang standar mengingat lokasi dan penjualannya yang limited artinya tidak mudah dijumpai di setiap tempat. Harga yang ditawarkan tidak menerima kegiatan tawar menawar karena diberlakukan dengan harga pas.

Sebagai bentuk dokumentasi, saya pun mengabadikan toko sebagai referensi jika Anda ingin berbelanja disana. Jika minat, bisa langsung ke lokasi. Foto bisa dilihat di artikel ini.

Uniknya, di sepanjang lantai 1 bagian depan terdapat banyak tulisan berbahan keramik. Isinya banyak yang mengandung himbauan dan motivasi dari berbagai instansi. Selain itu, juga ada seputar sejarah Muhammad Cheng Hoo. Salah satu dari sekian banyak imbauan ataupun motivasi tersebut adalah berasal dari ormas NU, bertuliskan,

“Masjid ini bukan sekedar tempat kita bersujud kepada-Nya tetapi juga sebagai ibarat akan kisah panjang kepeloporan Laksamana Cheng Hoo dalam ikut membangun peradaban Islam di bumi Nusantara, hingga kini menjelma sebagai negeri Muslim terbesar di dunia”

"Kuatnya peradaban Islam di Nusantara saat ini, tidak bisa dipisahkan dengan peran keteguhan dan integritas perjuangan para penyampai risalah nabi Muhammad SAW dari negeri China di masa lalu, sebagaimana Laksamana Cheng Hoo"

Nah, bagi Anda yang suka berwisata religi dan atau sekedar berburu produk Islamic, rekomendasi sekali untuk mengujungi Masjid Cheng Hoo sekaligus melakukan peribadatan disana. Demikian sedikit cerita saya saat saya berkunjung Masjid Cheng Hoo. Happy your traveling.

Bujuk Pejaten Brungbung Kwanyar

Bujuk Pajaten
Makam Bujuk Pejaten Brungbung, Gn. Sereng, Kwanyar, Bangkalan

Melanjuti dari berziarah ke makam Buju Lembung beberapa waktu yang lalu, maka kali ini lanjut berkunjung ke makam Bujuk Pejaten yang lokasinya berada di desa Brungbung, Gunung Sereng, Kwanyar, Kab. Bangkalan, Kamis (02/06/23).

Keinginan untuk sekedar berkunjung ke makam sekaligus berziarah ke makam dimulai sejak saya mendapati informasi bahwa bujuk Pajaten merupakan keturunan dari Bujuk Lembung, putra dari kyai Abdullah bin Khotib Mantoh dan Nyai Aminah binti Sunan Cendana.

Secara terpisah, saya pun kemudian menjadwalkan diri berkunjung ke makam Bujuk Pejaten (nama aslinya Muhibbuddin). Kunjungan kali ini merupakan kunjungan pertama kali bagi saya.

Menggunakan kendaraan sepeda motor, akhirnya kami pun sampai di lokasi. Rasa takjub, saya rasakan ketika melihat area pemakaman Bujuk Pejaten pasalnya tersemat di di dalam hati dengan titel Bujuk, semasa hidup beliau pasti merupakan salah satu orang shalih, orang yang alim.

Kami pun berziarah dan berdo’a kepada Allah semoga keturunan-keturunan kami semua menjadi anak yang shalih-shalihah serta selalu ingat dengan yang namanya kematian sehingga setiap beraktifitas selalu ingat kepada Allah, tuhan yang menghidup dan mematikan hambanya. 

Sekira lima belas menit saya berziarah, kemudian saya melihat sekitar makam yang mungkin bisa dijadikan sebagai  informasi penting terkait Bujuk Pejaten. Saya tidak menemukan papan silsilah dan kapan dimakamnya Bujuk Pajaten.

Sementara itu, fasilitas sekitar makam yang bisa digunakan oleh pengunjung misalnya masjid Pejaten yang berdekatan dengan area makam. Selain itu, keberadaan cungkup makam bisa melindungi para peziarah dari terik sinar matahari atau pun hujan.

Dalam hal ini, tentu berbeda dengan makam-makam yang notabene makam biasa. Makam Bujuk Pajaten dianggap sebagai makam keramat sehingga makam dimodif berbeda. Terkait sejarah Bujuk Pejaten ini, saya pribadi merasa penting untuk saya ketahui.

Berdasarkan berbagai sumber saya dapatkan, baik dalam bentuk tulisan atau pun sekedar cerita turun temurun, semasa hidup Bujuk Pajaten, beliau tinggal di desa setempat. Kemudian setelah meninggal, keturunan-keturunan beliau tidak bisa melanjutkan perjuangan syiar Islam.

Sehingga sepeninggal Bujuk Pejaten, sedikit bahkan nyaris tidak ada kyai / ulama di desa setempat yang mampu menuntun masyarakatnya dekat kepada Allah. Akhirnya, tempat bersyiarnya bujuk dijadikan sebagai tempat maksiat seperti tempat mabuk-mabukan dan bahkan judi. 

Kemudian pada suatu malam, terjadi suatu kejadian yang menggemparkan masyarakat setempat. Tempat (langgar) yang dijadikan tempat maksimat tersebut tiba-tiba bergerak dan terbang seakan-akan mengisyaratkan bahwa tempat tersebut tidak rela dijadikan tempat maksiat. 

Akhirnya, langgar tersebut berpindah tempat ke daerah Brungbung Dajah, utaranya tempat kejadian. beredar pula langgar tersebut masih bisa disaksikan masyarakat dan baru kemudian dijadikan sebagai lokasi masjid oleh masyarakat setepat.

Itulah sekelumit cerita Bujuk Pejaten. Jika kemudian ada koreksi bisa ditulis di kolom komentar ya. Saya tutup cerita singkat dan pengalaman saya berkunjung ke makam Bujuk Pejaten. Sampai jumpa dikunjungan ziarah ke makam-makam lainnya. (Wallahu A’lam Bishawab).

Masjid Ar-Rahman Berasa Masjid Nabawi

Masjid Ar-Rahman
Foto Bersama Keluarga di Masjid Ar-Rahman
Berasa Masjid Nabawi pada Minggu (12/3)


Berkunjung ke Masjid Ar-Rahman di Kecamatan Kepanjen, Blitar, berasa berkunjung ke masjid Nabawi. Bukan tanpa alasan, Masjid Ar-Rahman sangat mirip sekali dengan masjid Nabawi yang ada di kota Madinah, Arab Saudi.

Lokasi masjid cukup strategis berada di sebelah Stadion Supriyadi Kota Blitar, tepatnya Jalan Ciliwung Nomer 2, Bendo, Kepanjenkidul, Kota Blitar. Masjid Ar-Rahman memiliki ukuran 2.806 meter sehingga daya tampungnya pun lumayan besar, bisa menampung ribuan para jamaah.

Sejak diresmikannya masjid pada tahun 2019 oleh Gubernur Jawa Timur yaitu Khofifah Indar Parawansa, masjid tersebut menjadi salah satu pusat kegiatan keagamaan sekaligus wisata religi di kotanya mantan Presiden RI pertama Indonesia.

Ada banyak lal yang menarik terkait bangunan masjid diantaranya adalah bentuk dan ornamen masjid, dilengkapi dengan fasilitas lainnya yang cenderung memiliki kemiripan dengan masjid yang ada di timur tengah tersebut sehingga menjadi daya tarik bagi para pengunjung.

Salah satu fasilitas yang tersedia adalah lantainya. Lantai luar halaman masjid terbuat dari marmer yang dapat memberikan kesejukan saat didukuki oleh para jamaah saat berkunjung. Terdapat pula payung-payung berukuran besar layaknya masjid Nabawi di kota Madinah, namun ukuran kali ini cenderung lebih kecil. 

Karpet di dalam masjid juga sangat bagus dan tebal sehingga meningkatkan kenyamanan saat beribadah. Selain itu, pintu masjid juga layaknya masjid Nabawi dapat dilihat dari warna dan ukirannya. Hal tersebut dapat menambah nuansa serta kesan layaknya masjid Nabawi. 

Uniknya, saat sampai di halaman masjid, terdapat banyak petugas yang memberikan layanan kepada para jamaah yang berkunjung, diantaranya adalah guide masjid, konsumsi aneka minuman, dan juga kebersihan. 

Pemandangan beribadah dalam masjid, duduk-duduk di halaman masjid, berfoto, dan bahkan berselfie menjadi pemandangan yang biasa di sana, sebab, rata-rata jamaah yang berkunjung ingin mengabadikan momen saat berada di masjid Arrahman Blitar tersebut. 

Dengan adanya masjid Ar-Rahman yang berasa Masjid Nabawi tersebut, kita harus menjaga kelestarian masjid, baik berupa kebersihan serta kemakmuran masjid. Tidak lupa pula, kita sebagai pengunjung mengucapkan terimakasih tentunya kepada pihak-pihak sehingga sampai terbentuknya masjid yang bagus tersebut.

Masjid Tiban, Masjid Ajaib di Turen

Masjid Tiban
Foto Latar Masjid Tiban di Turen


Jika Anda ingin berwisata religi di kawasan kabupaten Malang, maka masjid Tiban bisa menjadi salah satu destinasi yang bisa direkomendasikan. Bukan tanpa alasan, selain masjid yang terbilang ajaib juga terdapat makam Romo Kyai Ahmad yang biasa pengunjung berziarah.

Berlokasi di desa Sananrejo, Turen, Kabupaten Malang inilah pengunjung bisa menjumpai masjid yang begitu megah dengan arsitektur yang ajaib nan apik. Di lokasi yang sama tersebut, mengklarifikasi kembali, selain masjid sekaligus pondok juga terdapat makam Romo Kyai Haji Ahmad Bahru Mafdlaluddin Shaleh Al-Mahbub Rahmat Alam yaitu pendiri ponpes setempat.

Merangkum dari berbagai sumber, pembangunan masjid dilakukan oleh para santri Ponpes setempat.  Dimulainya pembangunan yaitu sejak tahun 1978 masehi setelah Romo Kyai Ahmad selesai nyantri kepada gurunya yaitu Kyai Sahlan yang berlokasi di Sidoarjo.

Hingga pengalaman berkunjung pada Minggu (12/3/2023), banyak sekali pengunjung datang ke masjid Tiban Turen untuk sekedar melihat, merasakan, dan menikmati sensasi berada di masjid Tiban, masjid ajaib di kecamatan Turen.

Bagi para pengunjung yang melakukan wisata religi, nampak yang menjadi prioritas kunjungan utama adalah menziarahi makam Romo Kyai Ahmad. Untuk sampai ke makam Romo, pengunjung harus bersabar melalui akses jalan 1 kali turun dan 1 kali turun.

Masjid Tiban, Masjid Ajaib Turen
Foto Saat berada di dalam Masjid Tiban di Kabupaten Malang


Setelah selesai berziarah, obyek selanjutnya yang dapat dikunjungi adalah masjid Tiban sendiri. Masjid Tiban berdiri kokoh memiliki 10 lantai dengan fasilitas-fasilitas yang memadai.  Ornamen masjid sangat unik perpaduan bangunan khas Turki, Rusia, dan Belanda. Perpaduan tersebut menjadikan orang akan terkesima saat melihatnya.

Adapun fasilitas-fasilitas yang bisa dinikmati pengunjung diantaranya adalah ruang istirahat, akuarium, dan kebun binatang. Sekain itu, juga terdapat sejumlah kios milik pesantren yang kebetulan dikelola oleh para santri setempat.

Salah satu kios yang paling unik adalah kios yang menawarkan jasa foto dengan ukuran yang bervariatif.  Harganya pun berbeda-beda. Ini kesempatan baik, bagi pengunjung yang ingin mengabadikan momen saat berada di masjid Tiban.

Meski begitu, tak jarang pengunjung menggunakan kamera hpnya untuk sekedar berselfie dan berfoto bersama keluarga dengan latar masjid Tiban Turen. Demikian sedikit ulasan mengenai salah satu wisata religi di daerah Turen Malang.  Semoga menjadi salah satu referensi Anda dalam berwisata religi dan jangan lupa beli souvenir sebanyak-banyaknya ya, agar sedikit banyak memakmurkan warga setempat. Amiin.

Pengalaman Miqat di Masjid Ji’ranah

masjid Ji'ranah
Saat Miqat di Masjid Ji’ranah, Senin (23/01/2023)

Masjid Ji’ranah di kawasan sekitaran Makkah terbilang cukup ramai di setiap waktunya. Pasalnya, masjid tersebut merupakan salah satu tempat miqat, khususnya bagi jamaah yang hendak melakukan ibadah umrah.

Melansir dari laman republika.co.id pada Senin (23/01/2023), dalam sebuah buku yang dibuat oleh Syeikh Muhammad Ilyas Abdul Ghani menjelaskan bahwa kata “Ji’ranah” diambil dari seorang wanita yang kebetulan tinggal di daerah itu. Wallahu A’lam.

Berdasarkan pengalaman miqat di Ji’ranah pada Sabtu (23/01/2023), lokasi masjid j Ji’ranah cukup ramai dikunjungi. Tempat parkir pun lumayan luas pun masjidnya hingga mampu menampung kurang lebih seribu jamaah. 


Sementara itu, melalui bimbingan Tour leader dari Travel kami saat itu merekomendasi untuk berhenti memilih masjid lainnya yang terdekat untuk sekedar mandi dan wudhu sebelum ke masjid Ji’ranah. Salah satu alasannya bukan karena kamar mandi atau toiletnya yang kecil melainkan karena dikhawatirkan jamaah sulit terkondisikan.  

Sesampai di masjid Ji’ranah, pemandangan yang pertama adalah menara dan kubah masjid yang cukup menjulang. Menambah kemegahan dan kemewahan pada masjid yang terletak di perkampungan Wadi Saraf yakni berjarak sekitar 24 km dari Masjid Haram, Makkah. 

Selain itu, di sekitar halaman yang tidak jauh dari masjid terdapat para pedagang menjual berbagai macam souvenir, pakaian dan juga makanan khas Makkah seperti jubah, kopyah, tasbih, manik-manik, minyak wangi, kurma, dan lain sebagainya.

Para jamaah yang hendak masuk masjid, utamanya yang melalui pintu utama maka harus menaiki tangga yang cukup tinggi. Sementa itu untuk alas kaki bisa dibawa dan amankan di persis di depan masjid bagian dalam. Tersedia rak sandal maupun sepatu di area tersebut menghindari dari alas kaki yang hilang.

Dari segala keistimewaan masjid Ji’ranah itu, telah diperbaharui kembali pada masa Raja Fahd dan menelan biaya sekitar dua juta Riyal.

Tips bagi Anda yang hendak miqat di masjid Ji’ranah penting untuk menjaga dan meyimpan barang berharga lainnya. Tempatkan alas kaki, baik sepatu maupun sandal di rak yang telah disediakan agar terhindar dari barang yang teralihkan dan sulit diketemukan.

Pesarean Gunung Kawi di Malang

Pesarean Gunung Kawi
Menuju Pesarean Gunung Kawi di Malang (12/03/2023)

Berwisata religi di luar kota Surabaya, selalu menyisakan sepenggal cerita yang ingin saya sampaikan melalui tulisan artikel sederhana. Kali ini wisata yang dimaksudkan adalah Pesarean Gunung Kawi yang berlokasi di lereng Gunung Kawi, Wonosari, Kabupaten Malang.

Makam Mbah Jugo merupakan sebutan lain dari Pesarean Gunung Kawi. Dua nama maqom tersebut sama-sama terkenal di kalangan masyarakat, baik lokal maupun mancanegara.

Berdasarkan pengalaman berkunjung pada Ahad (12/03/2023), untuk sekedar masuk ke area Pesarean Gunung Kawi maka ada beberapa tahapan yang harus ditempuh terutama jika pengunjung datang bersama rombongan menggunakan armada bus.

Jika menggunakan armada bus maka transit, setelah di parkiran bus, rombongan menggunakan armada bemo yang telah tersedia disana. Butuh sekitar 10 menit saja untuk bisa sampai ke area Pesarean Gunung Kawi. Setelahnya, berjalan kaki melalui rumah perkampungan yang ada di lereng gunung tersebut.

Sebagian rumah-rumah warga termasuk wa bil khusus sejumlah toko menjual berbagai macam souvenir yang khas, ada aneka baju, aneka ubi-ubian seperti sentol, home made seperti ketan putih, dan lain sebagainya.

Sebelum memasuki memasuki gapura/pintu masuk pesarean, sebelah terdapat sejumlah bangunan khas China berupa klenteng. Tempat tersebut digunakan untuk sekedar melaksanakan peribadatan. Sementara sisi sebelah kanan terdapat sejumlah pedagang menjual kembang-kembang untuk keperluan ziarah ke makam. Bau harum merebak pun cukup terasa disana. 

Uniknya, tempat pesarean cukup besar dibawah bangunan kuno. Kapasitasnya pun lumayan, bisa menampung puluhan hingga ratusan para peziarah yang datang. Selain itu, ada juga benda peninggalan bersejarah Mbah Jugo.

Melansir dari laman kompas.com pada Ahad (12/03/2023), nama asli mbah Jugo adalah Kanjeng Kyai Zakaria II. Beliau wafat pada 22 Januari 1871. Semasa hidupnya, termasuk Raden Mas Imam Soejono yang juga makamnya bersebelahan, mereka itu merupakan tokoh bangsawan yang memerangi penjajahan Belanda di bawah kepemimpinan Pangeran Diponegoro.

Lebih lanjut, disebutkan bahwa Mbah juga disebut bangsawan karena beliau merupakan buyut dari Susuhanan Pakubuwono I, sementara itu, Raden Mas Imam Soejono adalah buyut dari Sultan Hamengku Buwono I. Semasa hidup beliau juga termasuk orang yang arif, dan suka menolong sesama.

Wisata di Sekeliling Masjid Nabawi

masjid abu bakar Ash Shiddiq
Masjid Al Ghamamah  di Sekitar Masjid Nabawi

Masjid Nabawi merupakan tempat peribadatan khususnya bagi umat Islam yang datang dari penjuru dunia. Keutamaan beribadah di masjid Nabawi lebih tinggi ketimbang masjid lainnya kecuali masjid Al Haram yang notabene sama-sama terbilang tanah Haram.

Melansir dari laman islam.nu.or.id pada Rabu (07/03/2023), terdapat sebuah hadist rasul yang menjelaskan keutamaan shalat di masjid Nabawi itu lebih baik seribu kali dari masjid lainnya kecuali Masjidil Haram.

Tak ayal, Masjid Nabawi menjadi salah satu lokasi prioritas bagi para jamaah umrah atau pun haji oleh sebab keutamaannya tersebut yang luar biasa. Selain sebagai lokasi shalat fardhu, shalat sunnah, dan amalan lainnya, di ujung depan masjid terdapat roudho dan makam rasul beserta para sahabat dimana banyak orang berziarah.

makam baqi
Makam Baqi di Sekitar Masjid Nabawi

Lalu, adakah destinasi lain yang bisa dikunjungi? Sesuai judul, kali ini saya akan menceritakan destinasi maupun wisata religi yang bisa dikunjungi, tepatnya di sekeliling masjid Nabawi. Semua dapat dikunjungi dengan hanya berjalan kaki mengingat jaraknya yang dekat. Berikut simak dengan baik ya!

Pertama, terdapat sebuah masjid yang diberi nama masjid Al Ghamamah yang berarti “Awan yang Menaungi”. Berdasarkan penjelasan Tour Leader saat itu, Rabu (01/02/2023), penamaan masjid dikarenakan pada zaman Rasulullah muncul banyak awan sehingga terjaga dari teriknya matahari. Dalam riwayat lain, munculnya awan karena saat warga Rasulullah meminta untuk berdoa kepada Allah agar diturunkan hujan.

Kedua, masjid Abu Bakar. Lokasi masjid tersebut sangat berdekatan dengan masjid Al Ghamamah. Bahkan terbilang beberapa puluh meter saja. Dijelaskan dulunya, masjid tersebut merupakan kediaman sahabat Abu Abu Bakar Ash Shiddiq sekaligus panyandang Khalifah pertama setelah wafatnya Rasulullah.

Ketiga, masjid Ali bin Abi Thalib. Masjid ini bersebelahan dengan masjid Abu Bakar. Lokasinya sedikit lebih jauh namun masih bisa terlihat dari titik masjid Abu Bakar. Dijelaskan bahwa dijadikannya masjid, baik masjid Abu Bakar dan masjid Ali adalah salah satu bentuk penghormatan sehingga umat Islam, selanjut bisa mengunjungi sebagai lokasi yang bersejarah.

Ketiga, makam Baqi. Makam tersebut telah digunakan jaman dulu bahkan ketika kota tersebut bernama Yatsrib (sekarang kota Madinah). Ada pun makam-makam yang ada di masjid Baqi (Ahli Baqi) di antaranya adalah keluarga-keluarga Rasulullah, para sahabat, dan lainnya.

Wisata Jabal Tsur di Kota Mekkah

jabal tsur
Bawah Gunung Wisata Jabal Tsur di kota Mekkah (23/01/2023)
Di kota Makkah terdapat beberapa tempat wisata biasa dikunjungi oleh jamaah umrah dan atau bahkan haji. Salah satunya adalah wisata Jabal atau pun Gunung Tsur. Wisata yang satu ini merupakan wisata religi yang penting untuk dikunjungi, khususnya bagi umat Islam di dunia.
Bukan tanpa alasan, di jabal Tsur itu terdapat momen bersejarah pada zaman Rasulullah shalla llahu 'alaihi wa sallam. 
Wisata jabal Tsur sering kali dijadikan sebagai lokasi dalam program City Tour yang ada di Makkah. Lokasi jabal Tsur cukup berdekatan dari Masjidil Haram ke arah selatan. Perkiraan jarak dari Masjidil Haram ke jabal Tsur adalah 6 kilo meter. 
Pada masa perjuangan Rasulullah shalla llahu 'alaihi wa sallam dalam hal penyebaran agama Islam, jabal Tsur merupakan tempat perlindungan rasul Muhammad shalla llahu 'alaihi wa sallam dari kejaran kaum kafir Quraisy. 
Bersama sahabatnya yaitu sayyidina Abu bakar RA, akhirnya tercatat dalam sejarah mereka berlindung di gua jabal Tsur selama 3 hari 3 malam. 
Kala itu, kaum kafir Quraisy semakin menjadi-jadi ingin membunuh Rasul oleh karena niatnya yang ingin menghalang-halangi niat Rasulullah menyebarkan agama Islam secara lebih luas. Mereka memandang bahwa jika penyebaran agama Islam dilakukan, khususnya di kota Madinah maka perdagangan mereka dengan syam akan terganggu. 
Dalam wahyu-Nya, Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan rasul untuk berhijrah dari Makkah ke kota Madinah. Dalam sirah Nabawiyah dijelaskan alasan lainnya adalah untuk kepentingan dakwah agama Islam.
Pada suatu malam, Rasulullah bersama sahabatnya yaitu Abu Bakar hendak meniggalkan kota Makkah melalui akses jalan dan waktu yang tidak biasanya. Dengan alasan untuk menangkap dan membunuh, mula-mula segerombolan pemuda Quraisy mengepung kediaman rasulullah. Rasul shalla llahu 'alaihi wa sallam pun meminta sahabat Ali untuk memakai mantel hijau yang biasa rasul kenakan saat tidur. Hal tersebut dilakukan untuk mengelabui mereka.
Bi idznillah, akhirnya rasulullah dan sahabat Abu Bakar lolos dari kepungan pemuda kafir Quraisy tersebut dan menuju arah selatan yaitu gunung Tsur untuk beristrirahat kemudian lanjut ke kota Madinah.
Demikian sedikit ulasan sejarah yang ada di jabal Tsur. Kini, areal jabal Tsur sudah menjadi wisata, khususnya yang mengikuti paket umrah sekaligus City Tour sekitar Makkah Al Mukarramah. Semoga kita dimudahkan oleh Allah berkunjung ke jabal Tsur. Amiin Ya Rabbal ‘Alamiin..

Wisata Jabal Rahmah di Arafah

Jabal Rahmah
Wisata Jabal Rahmah di Arafah Senin (23/01/2023)

Jabal Rahmah merupakan salah satu jabal/gunung yang cukup terkenal di Mekkah. Lokasinya beradadi daerah pinggiran timur Mekkah dan jarak antara jabal rahmah dan masjid al haram adalah sekitar 25 kilo meter.

Berdasarkan pengalaman berkunjung, para jamaah yang datang ke Jabal Rahmah rata-rata menggunakan armada bus bersama Travel masing-masing, termasuk kami dari Yayasan Masjid At Taqwa, pimpinan KH. Mahfudz Hesein, Senin (23/01/2023).

Pada siang yang cerah, kendaraan bus yang kami gunakan saat itu harus parkir di jarak yang cukup jauh dari lokasi Jabal Rahmah. Semua kendaraan diparkirkan di tepi jalan raya. Larangan masuk ke Jabal Rahmah ditandai dengan palang panjang yang tidak boleh dilalui kendaraan.

Kami pun harus berjalan kaki untuk sampai ke Jabal Rahmah. Kira-kira waktu tempuh sekitar 10 sampai 15 menit. Uniknya, di tengah-tengah perjalanan terdapat banyak pedagang kaki lima menjual barang dagangannya seperti kurma, cokelat Arab, jubah, dan bahkan air mineral. Harganya pun terbilang cukup murah sehingga menarik hati para jamaah untuk membeli.

Sampai di area halaman bawah jabal rahmah, jamaah yang berkunjung, pada saat itu ditutup ditandai dengan penghalang yang tinggi dan memanjang. sehingga hanya bisa melihat jabal rahmah dari kejauhan. 
Meski begitu, Jabal Rahmah terlihat dengan jelas. Kami termasuk mungkin jamaah yang lain bisa mendapatkan informasi penting melalui Tour Leader terkait Jabal Rahmah.

Menurut informasi yang saya dapatkan, ada beberapa peristiwa penting terjadi di Jabal Rahmah misalnya pertemuan nabi Adam dan Hawa setelah dipisahkan oleh Allah dalam waktu yang sangat lama. Sehingga, dikatakan, Jabal Rahmah tersebut menjadi tempat bertemunya Adam dan Hawa setelah dikeluarkan dari Surga.

Selain itu, Jabal Rahmah juga menjadi tempat bermimpinya Nabi Ibrahim Alaihissalam dimana dalam mimpinya tersebut Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan beliau agar supaya menyembelih anaknya, yaitu nabi Ismail Alaihissalam.

Selanjutnya, Jabal Rahmah juga sebagai tempat diturunkannya wahyu pun juga khutbah terakhir Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sebelum wafat. Demikian sedikit cerita terkait wisata Jabal Rahmah di Arafah sekaligus peristiwa-peristiwa penting yang pernah terjadi di Jabal Rahmah.

Wisata Gunung Uhud, Utara Kota Madinah

gunung  uhud
Wisata Gunung Uhud, Utara Kota Madinah, Selasa (31/1/2023)


Gunung uhud merupakan destinasi wisata di sekitaran kota Madinah, tepatnya di utara kota Madinah. Wisata religi tersebut acap kali menjadi salah satu obyek kunjungan khususnya bagi para jamaah bersama travel masing-masing dalam program city tour. 

Berdasarkan pengalaman berkunjung pada Selasa( 31/1/2023), ada beberapa lokasi city tour yang biasa jamaah kunjungi. Sebelum menuju gunung uhud, lokasi yang dituju adalah Masjid Quba yaitu masjid pertama yang dibangun oleh Nabi Muhammad Shallalhu ‘alaihi wa Sallam di Madinah. Selanjutnya, lokasi yang biasa dituju adalah kebun korma Abu Faisal, dan lainnya.

Terkait wisata Gunung Uhud sisi utara kota Madinah, terdapat sejarah penting seperti terjadinya peperangan Uhud yang terjadi tahun ketiga Hijriyah. Tour Leader, saat itu menjelaskan bahwa gunung Uhud sebetulnya 1 tetapi gunung-gunung tersebut memanjang.

Peperangan Uhud sendiri terjadi sekitar 1 tahun dari peristiwa peperangan Badar, dimana peristiwa tersebut sayyidina Hamzah, paman nabi, sampai membunuh ayah dan keluarga Hindun.

Terbunuhnya, ayah dan sanak keluarga Hindun tersebut menjadi salah satu pemicu terjadinya peperangan Uhud dipimpin oleh Abu Sufyan bin Harb. Hindun bersama suaminya pun berada di barisan kaum musyrikin saat itu pun berhasil meminta salah satu pasukannya bernama Wahsyi untuk membunuh sayyidina Hamzah RA.

Setelah Wahsyi membunuh sayyidina Hamzah, Hindun pun bergegas untuk merobek perut dan memakan jantungnya. Berdasarkan cerita, kekalahan yang dialami kaum Muslimin salah satu penyebabnya adalah kelalaian para sahabat, khususnya pasukan pemanah yang turun untuk mengambil harta rampasan. 

Kini, para wisatan bisa mengunjungi makam Sayyidina Hamzah dan para sahabat nabi yang wafat pada peperangan, tepatnya di areal bawah gunung Uhud. Makam tersebut ditandai dengan pagar besi hitam mengelilingi makam.

Bagi para jamaah yang datang bersama rombongannya, di sana terdapat pemandu makam untuk sekedar membantu para jamaah untuk memberikan ucapan salam kepada Ahli Qubur disana menggunakan bahasa Arab.

Lebih lanjut, para jamaah/para wisatawan bisa memandangi gunung Uhud yang begitu indah dengan ciri gunung berwarna kemerah-merahan, khususnya pada sore hari. Wallahu A’lam Bishawab.

Makam Istri dr. Soetomo Surabaya

Makam Istri dr. Soetomo Surabaya
Area Makam Istri dr. Soetomo di Pemakaman Kembang Kuning Surabaya
 
Bermula dari keingintahuan tentang sosok dr. Soetomo pada awal-awal bulan tahun 2022, saya sampai berkunjung ke museum dr. Soetomo Surabaya. Dari kunjungan tersebut, sedikit banyak mengetahui kehidupan termasuk istri beliau yaitu Everdina Broering.

Menyikapi hal itu, saya pun menyempatkan sedikit waktu mengunjungi makam istri dr. Soetomo di pemakaman Kembang Kuning kota Surabaya, Selasa (12/7/22).

Terkait informasi yang berkaitan dengan sosok Everdina Broering menjadi hal penting untuk sedikit diceritakan pada kesempatan kali ini. Informasi berikut didapat dari berbagai sumber termasuk media massa.

Siapa menyangka pada era kolonial Belanda, seorang tokoh pergerakan nasional seperti dr. Soetomo memiliki seorang istri asal Belanda dengan nama lengkap Everdina J. Broering.

Terkait cerita asmara dari seorang dr. Soetomo dan Everdina Broering itu, benar-benar menyita perhatian saya. Informasi pertama saya dapatkan dari kunjungan pertama saya ke museum dr. Soetomo di Jalan Bubutan kota Surabaya. Ada banyak informasi penting berupa barang peninggalan, arsip, kisah perjalanan hidup termasuk kisah asmara dari dr. Soetomo.

Dijelaskan bahwa dr. Soetomo dan istrinya bekerja di bidang yang sama yaitu bidang kesehatan. Sesuai dengan namanya, Soetomo adalah seorang dokter sementara itu istrinya bekerja sebagai perawat atau lebih sering dikenal dengan profesi suster.

Lokasi dinas dr. Soetomo pada masa itu terbilang cukup sering berpindah-pindah. Terbukti dan tercatat sekitar tahun 1911 hingga 1919 masehi, lokasi dinasnya mencapai 7 pos meliputi Pulau Jawa juga Sumatera.

Suatu ketika tepatnya pada tahun 1917 masehi, dr. Soetomo bertugas di RS. Mesio Naris di Blora. Di sanalah awal mula bertemunya dr. Soetomo dengan Everdina, seorang perempuan asal Belanda yang tidak lama ditinggal wafat suaminya.

Perkenalan itu berlanjut menuntun mereka ke dalam hubungan yang semakin serius hingga ke jenjang pernikahan. Meski ada beberapa pertentangan dari kalangan orang terdekat, dr. Soetomo tidak hirau karena sejatinya Everdina Broering tidak pro dengan penjajahan Belanda.

Kekuatan cinta mereka itu, mengantarkan hubungan yang harmonis menjadi sepasang suami istri yang saling mencintai.

Lepas dari hubungan mereka itu, seorang dr. Soetomo tetaplah seorang dr. Soetomo yang cinta tanah air. Pendiri Boedi Utomo itu tetap seorang yang berjiwa nasionalis, cinta terhadap negara, nusa dan bangsa. 

Keunikan dari dr. Soetomo dari segi pendidikan, beliau termasuk orang yang cerdas dan berprestasi. Tercatat pernah mendapatkan beasiswa antara tahun 1919 sampai 1923 masehi. Beliau berkesempatan untuk memperdalam ilmu penyakit kulit di Belanda ditemani istri beliau yang sekaligus pulang ke kampung halamannya.

Setelah menyelesaikan study di Belanda itu, mereka berdua pulang dan berdinas di Indonesia. Singkat cerita, pada tahun 1934 istri dr. Soetomo, Everdina Broering wafat akibat penyakit yang telah lama dideritanya yaitu penyakit pernapasan kini makamnya berada di makam Kembang Kuning Surabaya.

Makam Bujuk Sleret Bangkalan

makam bujuk sleret
Bagian Depan Bangunan Makam Bujuk Sleret Bangkalan
 
Berwisata religi memang cukup mengasikkan sebab selain kita mengingat kematian juga kita bisa belajar terkait sejarah makam-makam yang kita kunjungi misalnya makam bujuk sleret yang ada di Sumber Kara, Paka'an Laok, Kecamatan Galis, Kabupaten Bangkalan.

Untuk bisa sampai ke makam tersebut cukup membutuhkan usaha lebih sebab lokasi makam berada di atas bukit yang cukup tinggi. Masih bersama pemandu wisata lokal, saya memanggilnya Te Sukri, kami berdua menyusuri jalan setapak yang berkelok-kelok nan tinggi untuk sekedar sampai ke makam Bujuk Sleret yang ada di kabupaten Bangkalan.

Bagi saya, kunjungan kala itu pada Selasa (03/05/2022), merupakan kunjungan pertama sehingga hal baru bisa saya jumpai, baik saat di perjalanan hingga sampai ke lokasi makam Bujuk Sleret. 

Adanya gapura yang bertuliskan “Makam Bujuk Sleret” merupakan sign yang cukup membantu bagi para pengunjung. Pengunjung yang belum pernah sampai dan berencana berkunjung ke makam Bujuk Sleret bisa menggunakan google maps yang ada di hp Android.

Sampai di sekitaran area bawah bukit bujuk Sleret, ada petunjuk area parkir khusus pengunjung makam sehingga pengunjung yang membawa kendaraan bisa langsung memarkirkannya di area parkir yang tersedia karena impossible pengunjung menggunakan kendaraan ke area perbukitan. 
 
perjalanan menuju makam bujuk sleret
Berhenti Sejenak Saat Menuju Makam Bujuk Sleret
 
Kondisi yang cukup terjal itu, maka mau tidak mau pengunjung bisa dipastikan menggunakan jalan kaki. Terdapat 2 jalur untuk bisa sampai ke makam Bujuk Sleret yaitu jalur barat dan utara. Menggunakan sepeda saja tidak bisa apalagi sepeda motor atau lainnya. Untuk itu dihimbau bagi pengunjung untuk berhati-hati dan memastikan kondisi tubuh baik, stamina baik dan tidak pusing.  

Pengalaman kami berdua, di tengah-tengah lereng perbukitan, kita sampai kewalahan nafas sehingga butuh untuk berhenti sejenak. Kami berdua pun tidak menyia-nyiakan waktu melihat pemandangan alam yang luar biasa. Terdapat banyak pepohonan yang menghijau dan sejumlah rumah yang nampak sangat kecil cukup bagus mempesona.

Sampai di puncak gunung, baru kita bisa makam Bujuk Sleret.. Terdapat beberapa bangunan diantaranya adalah kamar mandi plus dapur mini, musholla dan lokasi khusus bagi pengunjung makam baik pria dan wanita. 

Makam Bujuk Sleret bernamakan Sayyid Abdurrahman dan Siti Kenongo. Di sekitar makam utama tersebut juga terdapat sejumlah makam lainnya, diyakini masih sanak family daripada Bujuk Sleret. Demikian cerita kunjungan kami ke makam Bujuk Sleret. Jika memiliki informasi lebih terkait bujuk, bisa memberikan komentar di bawah ini ya, terima kasih.

Air Minum Berkah di Kota Surabaya

Air Minum Berkah Surabaya
Salah Satu Air Minum Berkah Area Kompleks Wisata Religi Sunan Ampel (16/04/22)
 
Air yang bersih sejatinya memiliki nilai gizi yang baik jika kita mengonsumsinya secara tepat. Air juga menjadi kebutuhan tubuh, baik saat beraktivitas atau pun tidak. Selain itu, ada air yang dipercaya sebagai air minum yang memiliki nilai berkah. Kira-kira, air minum macam apa itu?

Berlokasi di masjid Sunan Ampel Surabaya, terdapat air minum yang dipercaya memiliki nilai keberkahan bagi siapa saja yang meminum dan mempercayainya. Hal tersebut bukan tanpa alasan, mengingat secara historis kawasan makam dan masjid Sunan Ampel syarat akan religius.

Raden Rahmat Sunan Ampel merupakan sosok Wali dan itu artinya ia adalah orang yang dekat dengan Allah. Bisa dilihat dari kiprahnya dalam menyebarkan agama Islam dengan mengajarkan syariat sesuai tuntunan rasul Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.

Pada masanya, beliau mendirikan pesantren di kawasan Ampel Surabaya. Banyak santri yang berhasil mencari ilmu hingga banyak dari mereka menjadi orang Alim dan bertaqwa. Salah satu contoh santri tersebut adalah Mbah Bolong di mana salah satu karomahnya adalah bisa melihat Ka’bah dari tembok masjid Ampel Surabaya. 

Makam Sunan Ampel beserta keluarga dan santrinya banyak di makamkan di komplek pemakaman yang sama. Banyak para peziarah datang ke makam untuk mengaji sementara ada yang hanya sekedar untuk beri’tikaf dan mengaji di dalam masjid Sunan Ampel.

Peninggalan yang penting bisa kita saksikan selain masjid sunan adalah sumur Sunan Ampel. Beberapa sumber menyatakan sumur tersebut adalah bekas sumur yang pernah digunakan sunan Ampel. Dulunya berada di luar masjid, namun setelah mengalami beberapa renovasi, sumur berada di dalam masjid.

Sumur Sunan Ampel diatur sedemikian rupa oleh pihak Ampel sehingga manfaat sumur peninggalan sunan Ampel bisa dirasakan khalayak umum.

Banyak peziarah meyakini bahwa air sumur sunan Ampel tersebut berkah jika diminum. Sebagian masyarakat mempercayai air sumur tersebut bisa menyembuhkan segala macam bentuk penyakit, baik penyakit luar maupun dalam.

Hal tersebut tergantung pada orangnya sendiri. Jika menganggapnya itu adalah sebagai wasilah yang mungkin menjadi obat bisa saja orang tersebut sembuh namun sebaliknya, jika tidak mempercayai maka bisa saja tidak ada dampaknya.

Yang jelas, peziarah bisa meminum air sunan Ampel melalui tempat air minum khusus atau pun melalui sejumlah gentong yang tersedia di sekitaran masjid dan makam sunan Ampel. Peziarah juga bsa membawa air dengan memasukkan ke dalam botol untuk dibawa pulang. Khusus yang mau membawa, bisa mengambil di yang gentong ya. 

Peziarah tidak perlu khawatir akan sterilnya air minum karena sudah melalui penyaringan yang terbilang cukup canggih sehingga para pengunjung bisa memanfaatkan dengan baik. Insya Allah berkah. Amiin ya Rabal ‘Alamiin.

Makam Para Syuhada Haji Surabaya

Makam Para Syuhada Haji Surabaya
Makam Para Syuhada' Haji Surabaya
 
Berwisata religi di kota Surabaya, kita bisa menjumpai sejumlah makam para syuhada, termasuk  makam para syuhada haji yang ada di komplek pemakaman Sunan Ampel Surabaya.

Bertepatan pada Sabtu (16/04/22), saya menyempatkan waktu untuk berwisata religi ke masjid dan makam Sunan Ampel Surabaya. Di tengah-tengah kesempatan berwisata itu, saya menjumpai makam para syuhada haji Surabaya letaknya berada persis di sebelah barat masjid Sunan Ampel.

Seperti diketahui kebanyakan orang, area pemakaman sunan Ampel di petak-petak menjadi beberapa bagian. Anda yang belum dan ingin berwisata religi ke makam para syuhada haji, maka lokasinya berada di sekitaran makam Mbah Bolong.

Berdasarkan catatan saya dapatkan, makam para syuhada tersebut ukuran dan bentuk makam cukup berbeda dari lainnya. Makam terlihat lebih melebar dan memanjang. Hal tersebut merupakan wujud penghormatan kepada seluruh para jamaah yang wafat akibat kecelakaan pesawat haji.

Selain itu, batu nisan makam para syuhada haji  pun terbuat dari marmer dilengkapi dengan ukiran bertuliskan nama-nama para jamaah haji yang jumlahnya mencapai 182 orang.  

Melansir dari laman historia id,  Kamis 13 Januari 2022, tidak semua dari 182 orang tersebut di makamkan melainkan hanya beberapa bagian anggota tubuh saja. Hal tersebut dikarenakan pesawat DC-8 55F yang dinaiki para jamaah haji pada 4 Desember 1974 tersebut mengalami kecelakaan hebat di Srilanka.

Pesawat yang mayoritas dinaiki calon para jamaah haji asal Indonesia hancur berkeping-keping setelah menabrak sebuah tebing. 

Sedikit korban diketemukan sehingga bagian-bagian tubuh yang diketemukan termasuk awak pesawat pun secara simbolis dimakamkan massal di Maskeliya, Srilanka. Selebihnya, makam para syuhada haji yang sekarang itu dulunya hanya 8 bagian tubuh dan itu pun tidak teridentifikasi. 

Atas permintaan keluarga korban melalui pemerintah Indonesia, akhirnya bisa diterbangkan ke Indonesia untuk secara simbolis pula dimakamkan di area komplek pemakaman sunan Ampel surabaya.

Sangat dimungkinkan sekali, keluarga korban yang masih hidup berdatangan mengunjungi makam untuk sekedar mendoakan sekaligus mengingatkan dengan yang namanya kematian. Setidaknya kita terus berupaya sampai ajal menjemput agar melakukan kegiatan-kegiatan baik seperti mereka yang hendak menjalankan ibadah haji. InsyaAllah Syahid, Khusnul Khatimah.

Patung dr. Soetomo Surabaya

Patung dr. Soetomo Surabaya
Patung dr. Soetomo Surabaya
 
Di masa pandemi yang belum berakhir ini, Pemkot Surabaya, melalui dinas terkait membuka beberapa obyek wisata bisa dikunjungi para wisatawan salah satunyanya adalah museum dr. Soetomo di jalan Bubutan No. 85-87 Surabaya.

Beberapa waktu yang lalu telah dibahas sedikit seputar museum dr. Soetomo sehingga pada kesempatan kali ini, saya tidak membahas museum dr. Soetomo melainkan patung dr. Soetomo berdiri area yang sama, baik museum maupun pemakaman dr. Soetomo.

Untuk sekedar melihat patung dr. Soetomo, tidaklah sulit mengingat lokasinya berada di bagian depan. Pengendara yang tidak masuk ke area museum dr. Soetomo pun bisa melihat meski sekilas. Namun untuk sekedar berwisata dan ingin mengetahui seputar sejarah dr. Soetomo tidak ada salahnya masuk ke area museum.

Tersedia area parkir yang cukup luas baik kendaraan roda dua maupun roda empat.

Sambil melihat patung dr. Soetomo, pengunjung bisa melihat prasasti tepat berada di bawah patung. Tertulis di sebuah prasasti warna hitam “DR. SOETOMO (30-07-1888)”. Sementara itu, prasasti di bawahnya bertuliskan, 

“Senantiasa berjuang memuka jurusan kita, dengan tiada memperdulikan sendirian dan cela. Bahkan tiada menyesali kehilangan dan keluarganya harus menderita dari barang-barang yang menyenangkan hidup kita sendiri” ditulis oleh dr. Soetomo pada 11 Juli 1925.

Para wisatawan yang ingin belajar lebih terkait Tokoh Pahlawan Nasional tersebut, recommended sekali mengunjungi museum dr. Soetomo. Akan ada pemandu setempat siap menjelaskan seputar sejarah dr. Soetomo mulai dari latar belakang keluarga, pendidikan, profesi, pasangan, sampai detik-detik sakit menjelang wafat beliau.

Sementara ini, sampai dituliskannya artikel para wisatawan yang ingin berkunjung ke museum dr. Soetomo harus pesan tiket terlebih dahulu melalui laman https://tiketwisata.surabaya.go.id/. Aturan tersebut berlaku semenjak tanggal 22 Oktober 2021.

Calon wisatawan bisa memilih daftar wisata yang ada, bisa memilih yang sesuai kemudian lanjut mengisi identitas sesuai yang diminta. Uniknya, untuk pemesanan tiket bisa kita atur jauh-jauh hari. Jika fix waktu berkunjungnya bisa pesan segera karena untuk kuota dibatasi setiap harinya.

Terkait administrasi yang dirasa sulit, para wisatawan bisa langsung datang ke lokasi dengan membawa hp android dan identitas. Sebelumnya, pastikan tidak ada kendala dengan scanning aplikasi PeduliLindungi sebelum memasuki lokasi wisata.

Ziarah ke Makam dr. Soetomo Surabaya

Makam dr. Soetomo Surabaya
Makam dr. Soetomo Surabaya
 
Jika beberapa waktu yang lalu menceritakan pengalaman berkunjung ke Museum Dokter Soetomo, maka kali ini membahas tentang makamnya. Kebetulan, lokasinya sama-sama berada lingkungan yang sama yakni di jalan Bubutan No. 85, Surabaya.

Berdasarkan pengalaman berkunjung pada Jum'at (03/12/21), lokasi makam maupun Museum dr. Soetomo berada lingkungan yang sama. Jika museum berada di sebelah timur, maka persis, makamnya berada di sebelah, barat. Jadi, hitung-hitung ke makam dr. Soetomo sekalian ke museumnya.

Lokasi tujuan tersebut berada persis di sebelah kiri jalan. Anda yang ingin berkunjung ke makam dr. Soetomo, ancer-ancer makam berada di sebelah kiri di jalan Bubutan yang kebetulan merupakan jalan raya satu arah mengarah pada salah satu oyek wisata lainnya yaitu Tugu Pahlawan Surabaya.

Masuk di area halaman, pengunjung bisa langsung memarkirkan kendaraan di halaman yang tidak terlalu luas. Jika kebetulan Anda petugas jaga bisa langsung lapor tujuan kunjungan, apa itu untuk berkunjung ke museum, makam dr. Soetomo ataukah keduanya.

Petugas jaga biasanya langsung mempersilahkan dengan senang hati. Saat setelah memarkirkan kendaraan, bisa langsung ke lokasi tujuan. Recommended sekali jika keduanya sama-sama dikunjungi termasuk patung dr. Soetomo yang berada di pagar depan. Ibarat kata “Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui”.

Melihat makam dan museum di sana, saya pribadi cukup berapresiasi. Bagaimana tidak, semua bangunan termasuk makam, museum, dan patung dr. Soetomo dibangun dengan begitu apiknya. Hal tersebut tidak lepas dari kemasyuran serta jasa-jasa dr. Soetomo semasa hidupnya.

Melansir dari beberapa sumber, dr. Soetomo merupakan dokter cerdas asli Jawa. Lahir di Nganjuk pada tahun 1888 masehi, dr. Soetomo merupakan keturunan berada sehingga dalam hal mencari ilmu ia kejar walau ke luar negeri. Tercatat dr. Soetomo pernah belajar di School tot Opleiding van Inlandsche Artsen, Batavia pada tahun 1903.

Prestasi dan pendidikan dr. Soetomo terbilang cukup cemerlang. Ia pernah berkesempatan belajar di studi spesialis kedokteran Univ. Amsterdam pada tahun 1919 melalui beasiswa yang ia dapat. Di sana, ia pun aktif di sebuah organisasi yang disebut dengan Perhimpunan Hindia.

Pada 1921 memperdalam ilmu spesialis kulit di Univ. Hamburg dan pada tahun 1928 kembali ke indonesia dan melakukan praktek.

Organisasi yang cukup dikenal, didirikan langsung oleh dr. Soetomo adalah Budi Utomo. Organisasi tersebut didirikan pada pada tahun 1908. Ideologis di dalam organisasi terdapat nilai-nilai jiwa sosial, perjuangan melepas diri dari macam bentuk pejajahan, serta ide kebangsaan yang sangat tinggi. 

Oleh sebab itu, adanya organisasi Pemuda Indonesia, organisasi Budi Utomo menjadi peringatan bagi bangsa Indonesia sebagai Peringatan Kebangkitan Nasional yang diselenggarakan pada 20 Mei di setiap tahunnya.

Demikian cerita dan sekelumit sejarah yang bisa saya rangkum saat berkunjung ke dr. Soetomo. Anda yang masih ingin berkunjung bisa menjadwalkan diri. InsyaAllah, pada masa pandemi ini kompleks pemakaman dibuka pada jam kerja (selain Senin), mulai dari jam 08.00 sampai 15.00 WIB. Untuk pemesanan tiket bisa mengakses link Tiket Wisata Surabaya atau scan barcode di tempat.

Makam Mbah Bungkul Surabaya

makam mbah bungkul
Makam Mbah Bungkul Surabaya (14/09/2021)
Berbicara tentang nama suatu taman di kota Surabaya, pasti tidak asing dengan yang namanya taman Bungkul. Taman yang terletak di jalan Darmo tersebut cukup populer setelah diresmikan menjadi salah satu taman di kota Pahlawan Surabaya.

Taman Bungkul Sebagai Taman Terbaik se-Asia

Taman Bungkul dipandang apik di mata nasional maupun internasional. Hingga pernah pada jaman eks Walikota Surabaya, Tri Rismaharini taman Bungkul mendapatkan penghargaan “The 2013 Asian Townscape Award” dari PBB sebagai taman terbaik se-Asia.

Makam Mbah Bungkul

Usut punya usut, ternyata di tengah-tengah taman terdapat komplek pemakaman Syaikh Mahmuddin, sebutan lain Mbah Bungkul. Nama “Bungkul” disinyalir menjadi identitas makam, lokasi, dan juga taman Bungkul.

Makam Mbah Bungkul terbuka untuk umum. Pengunjung tidak hanya berasal dari daerah kota Surabaya, namun juga berasal dari dari luar daerah. Lokasi makam berada persis di pertengahan taman Bungkul jadi mau tidak mau pengunjung harus masuk ke area taman bagian dalam dan itu dekat dengan Wisata Kuliner Bungkul.

Tentang Mbah Bungkul 

Melansir dari laman surajatim.id, nama mbah makam Mbah Bungkul adalah Empu Supo. Ia adalah salah satu tokoh agama setempat yang menyebarkan agama Islam. Ia juga ahli dalam pembuatan macam pusaka. Pada jaman kerajaan macam gaman, keris, dan senjata lainnya tentu sangat dibutuhkan.

Selain itu, banyak sumber mengatakan bahwa usia Mbah Bungkul mencapai 3 abad. Namun untuk detail lainnya, tidak ada banyak informasi tertulis didapatkan. Banyak sumber referensi baru banyak didapatkan dari cerita ke cerita.

Kekerabatan Mbah Bungkul

Mbah Bungkul memiliki Kekerabatan dengan beberapa Wali Allah yang tergabung dalam Wali Songo (Wali Sembilan). Bisa dikaji, sosok Mbah Bungkul adalah beliau adalah mertua dari Raden Paku (Sunan Giri) setelah menikahi putrinya bernama Dewi Wardah.

Sementara itu, Raden Paku juga menikahi putri Raden Rahmat (Sunan Ampel) bernama Dewi Murthasiah. Berbagai sumber mengatakan bahwa pernikahan Raden Paku dengan Putri Mbah Bungkul dan Sunan Ampel terjadi dalam satu hari.

Tips, trik, dan fasilitas di areal Makam Mbah Bungkul

Ada sedikit Tips, trik, dan fasilitas bagi Anda khususnya bagi yang belum pernah ke Makam Mbah Bungkul. Beberapa di antaranya :
  • Memakai pakaian yang sopan 
  • Khusus yang membawa kendaraan, parkirlah kendaraaan di tempat yang tersedia. Lokasinya ada di sekitar taman. 
  • Lokasi makam berada di area taman. Jika Anda mendapatkan kesulitan maka bisa bertanya ke bagian informasi di taman Bungkul. 
  • Terdapat mushala di komplek pemakaman Mbah Bungkul. Bagi Anda yan kebetulan ingin menunaikan ibadah Shalat fardhu bisa dilakukan di sana. 
  • Tempat wudhu ada 
  • Air minum di area taman ada