Begini Pembolengan Secara Syar’i

Pembolengan Secara Syar’i
Kegiatan Memboleng Ayam Secara Syar'i

Hewan ternak seperti ayam dan sapi merupakan hewan yang bisa dimanfaatkan dagingnya sebagai sumber lauk sehari-hari, khususnya bagi masyarakat Indonesia. 

Mengonsumsi makanan daging tersebut juga mampu menjaga kebutuhan gizi tubuh kita serta mencegah kekurangan beberapa zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.

Untuk menghasilkan daging yang baik, sumber makanan hewani ini wajib hukumnya diproses secara baik pula dan syar’i sesuai dengan tuntunan yang diajarkan oleh Rasul SAW. 

Maka dari itu, penting untuk diadakannya kegiatan memberikan pengalaman serta pembelajaran kepada generasi muda agar kelak, suatu saat nanti menjadi pemboleng yang handal mengerti secara syar’i cara memotong hewan ternak.

Pada kesempatan kali ini, akan diceritakan sebuah momen kegiatan berjudul “Begini Pembolengan Secara Syar’i”.

Pada hari Jumat (8/3) siswa kelas 6, di salah satu sekolah Surabaya mendapat pengalaman belajar yang berharga berupa menyembelih hewan ternak ayam secara langsung.

Sebelumnya guru Al Islamnya memberikan terlebih dahulu teori dan tata cara menyembelih hewan ternak dan dalam hal ini hewan ternak yang dimaksuda adalah ayam.

Secara berkelompok, siswa bertanggung jawab membawa alat dan bahan yang digunakan untuk memotong hewan ternak serta mengolah hewan ternak tersebut hingga layak dikonsumsi bersama-sama. 

Pelaksanaan pembelajaran ini bersamaan dengan Malam Bina Taqwa yang rutin diadakan sebulan sekali di sekolah tersebut. 

“Pisau yang digunakan harus benar benar tajam agar mempermudah proses pembolengan, jangan lupa ucapkan doa sebelum memotong hewan ternak” kata guru Al Islamnya”. 

Namun demikian, ada juga beberapa siswa yang masih belum berani memotong hewan ternak dan ada pula yang takut melihat darah. 
Salah satu siswa berceletuk, “Pak, aku bagian yang membersihkan ayamnya saja, aku takut melihat darah”.

Setelah proses pembolengan dan membersihkan dari kotoran serta bulu ayam yang masih menempel, tiba saatnya ayam tersebut diolah menjadi makanan yang lezat. Segenap siswa menyajikannya menu ayam bakar. 

Dalam pembelajaran kali ini, nampak ada keceriaan segenap siswa. 

Mereka begitu senang dan menikmati hasil jerih payahnya dengan menikmati ayam bakar hasil olahan mereka sendiri. 

Salah satu siswa berpendapat bahwa ayam bakarnya enak sekali dan dia tertarik lagi membuat ayam bakar di tempat dan waktu yang berbeda.   

Sumber berita dari Ustadz Rudi Ircham.

Membaca Buku di Bawah Meja


Membaca Buku di Bawah Meja
Membaca Buku di Bawah Meja

Membaca merupakan proses seseorang untuk memperoleh informasi. Melalui media buku ini seseorang bisa menyerap informasi sesuai dengan buku yang dibacanya. 

Terkait dimana tempat pas untuk membaca, tentu masing-masing orang memiliki versi berbeda-beda. Ada yang lebih suka membaca di tempat sepi dan ada juga di tempat kosong.

Banyak sekali fakta, seseorang mampu dan bisa fokus membaca dalam situasi ramai. Bahkan membaca sambil mendengarkan musik pun jadi.
 
Sebagian orang yang melakukan model membaca demikian berkata, “Nggak dengerin musik, nggak bisa fokus baca”.

Dalam kasus lain, seseorang, termasuk penulis ini tidak bisa fokus membaca dalam kondisi yang ramai. Untuk sekedar membaca bisa namun untuk menangkap informasi yang pada bacaan terbilang cukup sulit.

Sebetulnya, membaca buku tentunya boleh dimana saja, sah-sah saja asal mendatangkan situasi hati yang pas disitulah seseorang bisa konsentrasi dan menikmati membaca. 

Cukup complicated jika membahas ruang-ruang yang pas ketika membaca, namun kali dibahas satu ruang dimana menjadi contoh, seseorang membaca di bawah meja. 

Penulis menanyakan, “Nak, kenapa kamu membaca di bawah meja yang sempit ini?”

Kemudian dia menjawab, “Biar fokus membacanya,”.

Penulis menyimpulkan bahwa anak yang mengaku duduk di kelas 3 SD itu merupakan anak suka membaca di ruang yang sepi. 

Jawabannya yang bilang, “Biar fokus membacanya,” tersebut membuktikan bahwa dia hanya bisa fokus dan konsentrasi membaca ketika suasananya mendukung.

Upaya membaca di bawah meja merupakan salah satu cara yang dia lakukan untuk menghindari dari keramaian di suatu ruang yang identic dengan keramaian dan kebisingan.

Senada yang dijelaskan sesuai cerita diatas, teringat dengan salah satu guru sewaktu ia mengajar saya di bangku kelas 1 level SMP. 

Guru saya itu, tidak fokus mengajar jika kelasnya ramai. Ia menggambarkan di lingkungan rumahya yang tenang. Berkat lingkungannya yang tenang itu ia bisa fokus membaca atau mempelajari lainnya.

Jadi bagaimana, apakah pembaca ini menyukai membaca di tempat remai atau tenang? Atau bahkan seperti judul postingan ini yang suka membaca di bawah meja? Silahkan memberi komentarnya di kolom Ayo berkomentar.