Belajar Sejarah pertempuran dahsyat di Museum Sepuluh Nopember

Seperti yang kita ketahui bahwa kota Surabaya dikenal sebagai kota yang mendapatkan julukan kota pahlawan. Hal ini tentu dikaitkan dengan jiwa kepahlawanan para pejuang terutama Arek-Arek Suroboyo pada pertempuran 10 Nopember 1945. Untuk mengenang para sejarah pejuang itu, ada baiknya kita berkunjung ke Museum Sepuluh Nopember.

Museum Sepuluh Nopember
Gambar Patung di Dalam Museum Sepuluh Nopember (23/11/2019)
Museum yang diresmikan oleh KH. Abdurrahman Wachid pada tahun 2000 masehi itu lokasinya berada di satu lahan yang sama dengan Tugu Pahlawan Surabaya. Namun, sekilas dari luar tidak nampak ada gedung menjulang tinggi karena gedung museum tersebut berada di bawah tanah dengan kedalaman 7 meter.

Gedung Museum Sepuluh Nopember memiliki luas 1.360 meter persegi. Di 2 lantai itu pengunjung bisa melihat bukti fisik benda sejarah seperti senjata dan pakaian yang dikenakan oleh para pahlawan. Kemudian, adanya diorama statis pengunjung akan mudah mendapatkan suatu gambaran situasi dan kondisi saat, setelah dan sesudah peperangan yang begitu dahsyat itu.


Di lantai pertama auditorium, pengunjung bisa melihat 10 patung para pejuang yang posisinya berbeda-beda, ada yang tertembak, tersungkur, dan gugur. Betapa tidak sampai hati melihat semua itu dimana para pejuang merasakan kesakitan. Jiwa dan raga dipersembahkan untuk membela tanah air dan mempertahankan kemerdekaan dari penjajah.

Melalui semboyan “Merdeka atau Mati!” ribuan para pejuang gugur pada pertempuran itu namun usaha yang mereka lakukan tidak pernah sia-sia terbukti sampai saat ini kita merasakan kemerdekaan. “Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita, sebab Allah selalu berada di pihak yang benar” salah satu isi pidato Sutomo yang membakar semangat pejuang.


Lanjut di lantai kedua auditorium, pengunjung bisa melihat berbagai macam senjata yang digunakan pada peperangan dan juga beberapa gambaran momentum penting seperti penyerbuan markas Kempetai (polisi militer Jepang), perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato, dan masih banyak lain.


Berbagai sarana yang ada di musem ini seperti adanya eskalator dan lift sehingga bagi pengunjung lansia pun bisa sampai ke lokasi musem dengan mudah. Dengan hanya membayar tiket masuk sebesar Rp5.000,00 saja pengunjung bisa menikmati dan melihat benda-benda sejarah di museum yang nyaman itu.


Khusus bagi pelajar, tidak dikenakan biaya tiket dengan hanya menunjukkan kartu pelajar/mahasiswa dan menulis di buku kunjungan nama, asal sekolah, jumlah pengunjung, dan lanjut dengan tanda tangan.


Jika Anda belum pernah ke museum ini sebelumnya, maka perlu diketahui bahwa operasionalnya adalah setiap hari (kecuali hari tertentu) dari jam 08.00 – 16.00 WIB. Beralamatkan di jalan Pahlawan kota Surabaya, Museum ini dapat diketemukan dengan menggunakan google map.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar...