Megahnya Pintu Air Jagir Wonokromo Surabaya

Pernah melihat megahnyanya pintu air Jagir Wonokromo? Bagi yang sudah sering melawati Jalan Jagir Wonokromo,  Ngagel, Joyoboyo, dan sekitarnya tentu dengan mudah melihat sebuah aliran sungai panjang. Nah, tepat di jalan Jagir No. 74 ini, pintu air jagir dapat kita lihat.

Pintu Air Jagir Wonokromo Surabaya
Gambar Pintu Air Jagir Wonokromo Surabaya (21/03/2020)
Lokasinya yang berdekatan dengan tempat umum seperti DTC dan Stasiun Wonokromo, membuat kawasan Pintu Air Jagir berada di kawasan padat aktifitas. Kereta api, mobil, dan sepeda motor yang berlalu-lalang menjadi pemandangan biasa di kawasan tersebut.

Minimnya akses menuju Pintu Air Jagir ditambah dengan alasan keselamatan, ada baiknya kita tidak melakukan kegiatan apapun disini termasuk memancing, berenang, dan duduk-duduk di handrail, dan sebagainya. Untuknya, kita cukup melihatnya dari jarak jauh. 

Sungai Jagir merupakan salah satu sungai yang cukup dikenal di kota Surabaya terutama akan bangunan pintu airnya. Lalu, tahukah Anda siapa yang membangun Pintu Air Jagir itu? Kapan itu dibangun?

Berdasarkan sejarahnya, Pintu Air Jagir itu dibangun pada masa pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1917 masehi. Arsiteknya pun juga berasal dari Belanda bernama GC Citroen.

Kemegahan dan keindahan bangunannya masih bisa kita lihat meski telah berusia lebih dari 1 abad. Hal ini menjadi nilai positif akan peninggalan Kolonial Belanda yang terus eksis guna mengantisipasi dan mencegah banjir di kota Surabaya.


Dari dulu hingga sekarang, keberadaan Pintu Air Jagir difungsikan untuk mengatur debit air yang masuk ke kota Surabaya melalui sungai Kalimas. Melalui Sistem buka tutup, air dialirkan ke
Bozem Morokrembangan dan juga laut.

Air di Sungai Jagir ini juga dimanfaatkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surabaya sebagai bahan baku menghasilkan air bersih dan melalui proses sterilisasi, air dapat dikonsumsi oleh warga.


Kini, bangunan pintu air telah menjadi Cagar Budaya di kota Surabaya sesuai Surat Keputusan Walikota Surabaya Nomor 188.45/004/402.1.04/1998 dengan nomor urut 54. Keberadaannya yang terawat, membuat sebagian takjub melihatnya bahkan terbilang instagrammable untuk dalam bentuk gambar maupun video.

3 comments:

  1. Tulisannya bagus. Kalau bisa lebih mengeksplore wisata tertua di surabaya 😊😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih masukannya... Beberapa sudah dieksplore. Bisa dicek di pencarian artikel lainnya. Suwun.

      Delete

Silahkan berkomentar...