Makam Sunan Mertoyoso Bangkalan

makam Sunan Mertoyoso
Makam Sunan Mertoyoso Bangkalan (10/05/2021)

Bergeser sedikit dari makam Kiai Abdul Latif di sekitaran kompleks pemakaman Martajasah di kabupaten Bangkalan, Saya menjumpai sebuah makam yang nampak dari jauh memiliki bentuk makam yang berbeda. Rupanya, setelah Saya mendekati makam tersebut merupakan makam Sunan Mertoyoso.

Peristiwa berkunjung ke
makam Sunan Mertoyoso Bangkalan adalah pengalaman pertama Saya pada Senin (10/05/2021). Perbedaan yang mencolok dari segi bentuk makam membuat Saya tertarik untuk menghampiri, ziarah, sekaligus ingin tahu makam siapa tersebut. 

Masya Allah, makam tersebut merupakan makam orang besar, yakni makam
makam Sunan Mertoyoso. Suasana makam yang sepi saat itu membuat Saya minim informasi dari masyarakat sekitar terkait sejarah Sunan Mertoyoso.

Namun berdasarkan lokasi, ada sedikit deskripsi dan informasi secara tertulis yang bisa Saya dapatkan sekaligus menjadi way of sharing pada pembahasan kali ini.

Makam Sunan Mertoyoso berdampingan dengan istrinya Nyai Gede Tondo. Keduanya memiliki bentuk makam yang mirip, hanya saja yang membuat pembeda adalah bagian batu nisan di bagian atas. Secara umum, makam lelaki ditandai adanya tonjolan bagian atas dan pada perempuan datar.

Sementara itu, kedua makam dibungkus berwarna biru. Hal tersebut merupakan tanda penghormatan terhadap makam khususnya bagi makam-makam besar seperti makam sunan, wali Allah, dan lain-lain.

Selain ada keterangan nama makam, tertulis juga silsilah makam dimulai dari Rasulullah Muhammad SAW hingga
Sunan Mertoyoso. Selisih atau garis keturunan tersebut ditulis di atas selembar hasil cetak mesin digital printing berupa banner.

Terkait sejarah,
Sunan Mertoyoso memiliki nama asli Khalifah Husein Al-Yamani. Beliau merupakan santri Raden Mohammad Ali Rahmatullah, Sunan Ampel. Jika dilihat pada masanya, maka dimungkinkan beliau nyantri kepada Sunan Ampel pada sebelum tahun 1481 masehi, diambil dari sebelum wafat Sunan Ampel.

Kini,
makam Sunan Mertoyoso bisa dikunjungi masyarakat Peziarah dimudahkan juga dengan referensi bacaan seperti buku tahlil dan yasin. Demikian sedikit cerita terkait pengalaman saya berziarah ke makam Sunan Mertoyoso. Bagi Anda yang memiliki informasi lebih, bisa memberikan komentar di kolom di bawah.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar...