Wisata Religi Makam Bujuk Sara

Makam Bujuk Sara
Wisata Religi Makam Bujuk Sara

Bujuk adalah istilah yang digunakan masyarakat Madura yang berarti kramat. Istilah tersebut tersemat dalam makam tertentu yang kemudian masyarakat menganggapnya sebagai makam kramat atau makam yang dikramatkan. Sama halnya dengan makam Bujuk Sara yang terletak di Blandungan, Mertajasah, Bangkalan.

Makam Bujuk Sara menjadi salah satu makam kramat sekaligus juga wisata religi di pulau Madura bagian barat tersebut. Selain makam Syaikhona Muhammad Kholil, makam Bujuk Sara kerap menjadi bagian obyek wisata religi bahkan terbilang satu paket seperti yang terlihat pada Senin (10/5).

Sejumlah rombongan nampak hadir berkunjung ke makam Bujuk Sara dengan berjalan kaki saja dari makam Syaikhona mengingat kedua makam jaraknya berdekatan, hanya berjarak sekitar 200 meter saja pengunjung sudah bisa sampai ke lokasi untuk ziarah.

Pengunjung biasanya tidak hanya berasal dari daerah Madura saja melainkan juga dari daerah lain khususnya yang ada di pulau Jawa. Hingga kini, makam Bujuk Sarah menjadi wisata religi di Kota Bangkalan hingga terjadi peningkatan di setiap tahunnya.

Sebutan untuk makam Bujuk Sara sendiri sebenarnya makam tidaklah berjumlah 1 melainkan ada 3 makam saling berdekatan dan dipercaya mereka ada kekerabatan satu sama lainnya. Dimulai dari sebelah kanan adalah makam Sayyid Abdullah, tengah adalah makam Sayyidah Siti Maisarah, dan sebelah kiri adalah makam Syeikh Syarifuddin.

Pada segi bangunan, makam Bujuk Sarah memiliki keunikan tersendiri, yakni berbeda dengan makam yang biasa Kita jumpai. Seperti yang ada di gambar artikel ini makam bujuk dipagari dan juga diberi satir. Hanya nampak terlihat dari muka saja para pengunjung bisa melihat makam bagian dalam. Sementara itu, pengunjung bisa ziarah melalui space atau pun ruang yang ada di sekitar makam.

Berdasarkan sumber cerita rakyat Madura secara turun-temurun, bahwa ada satu kisah terkait karamah Sayyid Abdullah, salah satu yang termasuk bagian dari Bujuk Sara. Pada masa itu, merupakan masa di mana Sultan Abdul Kadirun memerintah di keraton Bangkalan.

Pada suatu ketika, Sultan tersebut ingin 16 menara masjid yang ia bangun tersebut berukuran sama yaitu 15 meter. 1 menara dari jumlah yang ada rupanya kurang 1 meter saja. Hingga akhirnya ia mengumpulkan sebanyak 44 orang berasal dari Jawa dan Madura.

Tujuannya adalah membuat menara yang kurang 1 meter tersebut menjadi ukuran sama dengan lainnya dengan syarat tidak menambal dan atau membongkarnya. Kemudian, tidak ada orang yang berani menyanggupinya kecuali Sayyid Abdullah.

Pertama kali yang Sayyid Abdullah lakukan kala itu adalah meminta kain putih dan menutupi menara bagian atas tersebut. Kemudian ia bersama 44 orang yang ada beserta dirinya membaca Surah Al Fatihah dan Yasin sebanyak 44 kali. Setelah selesai membaca, baru dibukakan kain menara yang telah dipasang tersebut lalu Masya Allah, ukuran menara sama tinggi dengan lainnya.

Sebagai tanda kesuksesan mewujudkan keinginan sang Sultan, akhir ia menghadiahkan Sayyid Abdullah untuk berhaji ke tanah suci makkah menggunakan kendaraan perahu berukuran 170 cm x 90 cm. secara logika, mungkin akan dirasa sulit jika ke makkah menggunakan perahu berukuran yang sangat kecil.

Namun, hal tertentu bisa saja terjadi, apa lagi Sayyid Abdullah, yang menurut beberapa sumber masih ada keturunan dengan Syaikh Abdul Qadir Al Jilani merupakan Wali Allah.

Sesepulang dari makkah, perahu yang ia tumpangi mendapatkan musibah. Akhirnya, perahu itu tenggelam. Untungnya, ada ikan besar yang masyarakat menyebutnya sebagai ikan Sara menolong Sayyid Abdullah. Dari peristiwa itu, makam Sayyid Abdullah dan 2 makam lainnya disebut dengan Bujuk Sara.

Sebelum Sayyid Abdullah tersebut wafat, ada satu pesan di mana ketika ia sudah wafat nantinya untuk dikuburkan di tempat yang tak jauh dari pinggir laut. Akhirnya makam atau pesarean beliau berlokasi di kawasan Martajasah yang syarat akan dekat laut. Wallahu A’lam.

4 comments:

  1. bagusbujuk sleret

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, bujuk sara juga bagus tempatnya karena khusus dan bangunannya lumayan besar

      Delete
  2. Di sumur bujuk sara itu asin ta bang? Soalnya sy pernah kesana

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah itu, di area makam bujuk sara memang ada sumur. Tp untuk tahu asinnya sy belum ada pengalaman

      Delete

Silahkan berkomentar...