Ilmu Bermanfaat Itu Seperti Ini

ilmu bermanfaat
Ciri Ilmu yang Bermanfaat

Sejak kecil, kita mendapatkan perhatian dari keluarga terutama kedua orang tua. Mereka juga mengajarkan bagaimana berbicara dan berperilaku dengan baik. Saat usia semakin bertambah, kita diperkenalkan dengan lingkungan masyarakat dan sekolah tempat kita menuntut ilmu.

Setiap orang tua menyekolahkan anak-anaknya agar mendapatkan pendidikan dan ilmu, bisa terampil dalam akademis maupun nonakademis. Ilmu yang kita dapatkan tentunya diharapkan menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan kita.

Harapan itu, tentu berdasarkan pada proses saat kita menuntut ilmu. Kata “Menuntut” disini sepertinya lebih pas ketimbang mendapatkan ilmu karena orang mencari ilmu butuh usaha untuk meraihnya apa lagi ilmu yang bermanfaat.

Saat kita menuntut ilmu apa pun, tidak serta merta dengan mudah mendapatkan ilmu jika hati dan pikiran tidak siap menerima ilmu. Terlebih jika saat proses menuntut ilmu dibarengi dengan sikap dan perilaku yang menjauhkan diri kepada Allah.

Ilmu itu adalah cahaya dari Allah. Maka untuk mendapatkannya kita seharusnya senantiasa berikhtiar dan mendekatkan diri kepada Allah. Para pencari ilmu terutama yang notabene santri, kegiatan shalat sunnah seperti tahajud biasa dilakukan agar mendapatkan ilmu yang bermanfaat. 

Selain spritual yang baik, mereka juga dibarengi dengan sikap yang baik pula seperti takdzim semua orang, terutama kepada orang tua dan kyainya. Sekolah umum pun sama, antara spiritual dan sikap sebaiknya sama-sama baik. 
 
Mendapatkan ilmu itu sebenarnya mudah. Banyak cerita dari para penuntut ilmu mendapatkan ilmu dengan cara takdzim kepada gurunya. Seperti contoh Hasyim Asy’ari yang kemudian menjadi salah seorang pendiri NU (Nahdlatul Ulama).

Sewaktu beliau mengaji kepada Kyai Kholil Bangkalan, beliau jarang bahkan tidak pernah duduk mengaji di depan Kyai Kholil. Namun setiap kali disuruh oleh kyainya ia selalu siap memenuhi. Hal itu dilakukan karena takdzimnya santri kepada kyainya. Alhasil, ilmu didapatkan dengan mudahnya. Wallahu A’lam.

Dari cerita tersebut, bisa kita tarik pembelajaran bahwa jika gurunya ridha kepada murid atau santrinya, maka bukan tidak mungkin Allah juga akan ridha sehingga menjadi jalan mendapatkan hidayah-Nya terutama dalam hal mendapatkan  ilmu yang yang bermanfaat.

Zaman sekarang banyak sekali orang pintar, IPK-nya tinggi, ngomongnya bagus namun tahukah kita bahwa semua itu hanyalah sekedar wawasan belaka. Tidakkah kita pernah mendengar ilmu yang tidak bermanfaat?

Ilmu yang bermanfaat tidak hanya sampai di wawasan saja melainkan harus turun ke hati menerima kebenaran dan kebaikan. Selain itu, menjadikan perilaku kita lebih baik melalui sikap seperti tutur katanya yang baik dan sebagainya dan sebagainya.

Seperti yang dikatakan oleh Kyai Buya Yahya dalam kajiannya, beliau menjelaskan bahwa Ilmu yang bermanfaat adalah menjadikan seseorang menjadi lebih dekat dengan Allah dan tatkala memberikan manfaat kepada manusia lainnya maka selalu ingat kepada-Nya. Wallahu A’lam.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar...