![]() |
Momen Sejumlah Anak Bermain Layangan Tak Jauh dari Jembatan Suramadu. Foto diambil pada Ahad (10/08/2015) |
Memasuki musim kemarau di tahun 2025 ini, mainan layang-layangan maraak dilakukan sejumlah warga baik yang tinggal di pedesaan maupun di perkotaan. Hal ini dapat diamati di sejumlah lapangan yang dimanfaatkan warga sebagai tempat bermain layang-layangan.
Lapangan dekat jembatan Suramadu Surabaya pada Ahad (3/8) digunakan sejumlah warga untuk bermain layang-layangan.
Tidak dipungkiri, layangan menjadi salah satu permainan yang ada sejak jaman dulu. Namun kegiatan ini terus dilakukan dari generasi ke generasi sampai sekarang.
Bahkan, terakhir penulis mendapatkan informasi ada festival layangan di Bali yang dilaksanakan setiap setahun sekali. Peserta berasal dari puluhan negara.
Itu artinya, bermain layangan bukan sekedar melestarikan budaya, permainan ini mengandung unsur seru bagi siapa saja yang memainkannya. Kalangannya tidak hanya anak kecil saja namun juga dewasa.
Bermain layangan memang sangat menyenangkan namun ada nilai usaha yang harus dilalui sebelum layangan terbang tinggi. Misalnya, untuk menerbangkan layangan butuh usaha seperti harus mengondisikan layangan agar seimbang.
Efek layang yang tidak seimbang, mengakibatkan layang tidak mau terbang. Belum lagi jika minim angin. Kondisi seperti ini juga menghambat layangan bisa terbang.
Ada sejumlah aturan yang tidak tertulis dalam bermain layang-layangan. Bagi yang bermain layangan sendirian tidak termasuk dalam case pembahasan ini. Namun jika bermain layangan secara bersama-sama, ada yang perlu diperhatikan agar tidak menimbulkan kerugian.
Bahwa ada Aturan Implisit Saat Bermain Layangan seperti yang pernah dialami beberapa waktu yang lalu. Saat itu, penulis memiliki layangan dan hendak diterbangkan di suatu lapangan yang banyak pesertanya.
Kondisi layangan yang penulis punya tidak memiliki ekor. Artinya, ini menjadi aturan yang berlaku dan implisit yakni tidak tertulis. Bahwa kondisi layangan yang tidak memiliki ekor boleh diadu dengan layangan lainnya meski salah satu ada yang tidak menghendaki.
Salah satu pemain layangan akan mendekatkan layangannya ke lawan dan berusaha untuk mengalahkannya dengan cara memutus benang lawan sehingga layangannya putus dan siap hilang.
Sebuah kerugian, namun hal tersebut berlaku di dunia layangan.
Tips jika tidak ingin diserang layangannya, pasanglah ekor, pertanda bahwa layangannya tidak untuk diadu, melainkan sekedar bermain layangan.
Uniknya, dalam momen bermain layangan dalam situasi ramai, banyak anak kecil yang siap mengejar untuk menagkap layangan yang putus.
Bagi yang dapat menangkapnya, menjadi hak milik dan bisa menggunaknnya selagi layangannya tidak sobek atau rusak.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar...