Maulid merupakan peringatan hari lahir nabi Muhammad SAW. Sejumlah masyarakat menyambutnya dengan penuh suka cita seperti memperbanyak membaca shalawat, mengadakan pengajian, dan sebagainya.
Tradisi maulid di sejumlah daerah berbeda-beda. Sebagian ada yang tidak merayakan dan sebagian lagi banyak yang menyelenggarkan. Hukum menyelanggarakan sifatnya tidak wajib.
Adapun jika merayakan insyaAllah tidak apa-apa selagi positif misalnya dengan mempelajari sejarah nabi, mengadakan kajian Islam, hingga memperbanyak membaca shalawat. Salah satunya adalah kegiatan maulid di dusun Tambak Agung kecamatan Tanah Merah Bangkalan pada Ahad (14/9/2025).
Dalam penyelenggaraannya, ashabul bait mengundang tetangga atau masyarakat setempat khusus yang laki-laki. Istilah Maduranya adalah “Jheng onjheng”. Saat waktu yang ditentukan, masyarakat pun datang ke lokasi dengan suasana sana berbeda dari biasanya.
Para tamu undangan akan melihat pemandangan peralatan maupun perabot rumah tangga yang digantung penuh di tanian lanjheng atau halaman rumah, tempat para tamu dipersilahkan.
Adapun perabot yang digantung antara lain sutil, sendok plastik, gelas plastik, aneka snack, balon, sarung, gayung, hanger, dan lain sebagainya. 
Bagi para tamu undangan akan merasakan perasaan yang senang, apalagi akan ada waktu bagi mereka mendapatkan perabot yang mereka inginkan. Adapun mereka bisa mendepakatkan melalui sistem berebut, siapa yang cepat maka didapat.
Baca juga: Begini Peringatan Maulid ala Desa
Kegiatan berebut merupakan salah satu tradisi di kampung tersebut. Namun sesuai tujuannya, perayaan maulid diisi dengan kegiatan inti yaitu berupa pembacaan shalawat atau orang Madura menyebutnya syarakalan.
Tuan rumah begitu memakmurkan dalam perayaan maulid seperti saat lahirnya baginda rasulullah Muhammad SAW, dimana saat lahirnya rasulullah yang awalnya buah-buahan jarang maka menjadi banyak makmur.
Maka peringatan maulid, bagi yang mampu dengan niatan shadaqah, mereka memberikan makan tetangganya, memberikan aneka buah, memberi uang, dan memberi besek untuk dibawa kepada keluarga usai acara selesai.
Dalam hal ini, penulis memberi sejumlah sudut pandang. Pertama, bukti cinta kepada rasulullah mengundang masyarakat untuk bersama-sama membaca shalawat. Bagi yang mampu tentu menjadi kesempatan untuk memberi shadaqah kepada tetangga khususnya bagi yang tidak mampu secara ekonomi.
Kedua, menjadi pelopor atau memfasilitasi terhadap ukhuwah antar saudara tretan dhibik sehingga terjalin silaturrahmi serta nilai persatuan.
Ketiga, bagi para undangan akan secara bersama-sama berkumpul membaca shalawat serta mendapatkan sebagian rejeki dari tuan rumah dan juga terjalin silaturrahmi.
Mudah-mudahan semua yang terlibat di acara Peringatan Maulid versi Bangkalan Madura dicatat oleh Allah sebagai orang muslim yang suka silaturrahim, suka membaca shalat, dan pada akhirnya di akhirat nanti mendapatkan syafaatnya nabi Muhammad SAW, Amiin.

No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar...