Alhamdulillah Pernikahanku Berjalan dengan Lancar

Menikah itu harapan bagi kebanyakan orang pada umumnya, terutama bagi para single yang belum menikah. Secara pribadi, ku berdoa semoga yang belum, secepatnya dipertemukan jodohnya. Di dalam artikel yang dibuat ini, aku ingin berbagi cerita tentang pernikahanku yang berjalan dengan lancar.
Alhamdulillah Pernikahanku Berjalan dengan Lancar
Foto Menikah: Ahmad Muntaha & Dwi Susanti (08/02/2020)
Sedikit cerita tentang perkenalan kami itu terbilang cukup singkat, Awal komunikasi kami berawal pada Minggu (12/11/2020), kemudian mengadakan ta’aruf agar saling mengenal satu sama lainnya. Di beberapa momen kami pun menjalin komunikasi dan timbullah kesepakatan menuju pernikahan.

Sejatinya jodoh kita itu ada namun untuk menemukan pasangan bagi masing-masing orang tentu tidaklah sama. Ada yang menikah saat usia muda dan ada juga menikah saat usia tua. Tinggal seberapa jauh kita berusaha dan seberapa jauh kesiapan dan kemantapan hati kita untuk berkeluarga.

Berdasarkan catatan, kami berasal dari 2 suku berbeda yaitu Surabaya-Madura, tentu saling menyesuaikan bagaimana bentuk penyelenggaraan prosesi pernikahan. Dan melalui kesepakatan, pada akhirnya kami menyelenggarakan prosesi itu dengan adat Jawa.

Sedikit asing buatku untuk mengetahui prosesi adat Jawa itu karena selama yang aku tahu sejak kecil tidaklah demikian. Namun, terdapat sedikit persamaan terutama dari pihak mempelai laki. Jadi bisa dikatakan mix antara suku Surabaya dan suku Madura.

Bertepatan pada hari Sabtu pagi (08/02/2020) tepat di jam 08.20 pagi aku melangsungkan akad nikah bersama bapak penghulu disertai dengan wali nikah dan beberapa saksi dari kedua pihak mempelai. Alhamdulillah aku bisa mengucapkan akad (bahasa Arab) itu dengan lancar meski sempat mengulang.

Setelahnya, terdapat beberapa berkas yang harus ditanda tangani secara bersama-sama tak terkecuali istri. Mahar pun ku kasihkan saat itu juga sementara berkas yang kami terima adalah buku nikah. “Alhamdulillah kalian sah menjadi suami istri baik secara agama maupun negara” ucap bapak penghulu itu.

Di kesempatan yang berbahagia itu, kami berdua tidak lupa mengabadikan momen dengan cara berfoto. Selain itu juga berfoto bersama para guru dan kerabat yang mengantarkan aku ke acara akad nikah itu. Tak lama dari acara itu, kami dari keluarga mempelai laki kembali ke rumah di desa tambak agung.

Sambil menemui tamu di rumah, aku pun menyempatkan diri untuk beristirahat karena tepat di jam 1 siang musti berangkat lagi menuju ke rumah istri dalam acara temu manten. Berbekal dengan kendaraan mobil dan motor, ratusan anggota keluarga dan tetangga ikut mengiringiku sambil membawa seserahan.

Alhamdulillah selama di perjalanan diberikan kelancaran tanpa ada suatu halangan apapun. Selebihnya aku dan istri melangsung acara temu manten itu dengan adat Jawa. Kemudian kami menemui tamu undangan itu di atas kuade hingga sekitar 10 malam.

2 comments:

Silahkan berkomentar...