Sensasi Menyeberangi Jembatan Layang Pasar Kembang Surabaya

Menyeberangi Jembatan Layang Pasar Kembang Surabaya ada sensasi tersendiri bagi yang pernah melaluinya seperti yang saya rasakan terakhir kali pada Rabu (15/04/2020). Apa yang saya rasakan, mungkin berbeda dengan apa yang Anda rasakan. Jadi, ini hanya berdasarkan pada pengalaman saya pribadi.

Jembatan Layang Pasar Kembang Surabaya
Foto Jembatan Layang Pasar Kembang Surabaya (15/04/20)
Menggunakan sebuah motor plat L , tidak sekali atau dua kali saya melewati jembatan itu namun sudah terbilang cukup sering. Saat sampai di tengah-tengah jembatan, saya bisa melihat keindahan kota Surabaya yang padat dengan pemukiman dan juga gedung-gedung tinggi.

Baca juga : Indahnya Jembatan Ujung Galuh Surabaya

Selain itu, Jembatan yang sedikit berbelok teratur membuat saya seakan-akan menjadi pembalap meski dalam kecepatan rendah. Di jembatan ini jalanannya mulus dan terdapat aksesories jembatan yang bagus seperti adanya penerang jalan dan tanaman yang berjejer diatas dan bawah jembatan.

Di bagian bawah, persis di di tengah-tengah jembatan, terdapat ruas jalan menuju ke jalan Banyu Urip,  jalan Girilaya dan juga ruas untuk putar balik menuju jalan Diponegoro menjadi bagian yang paling penting untuk mengurai kemacetan.


Hal tersebut dikarenakan kota Surabaya menjadi salah satu pusat ekonomi di Jawa Timur. Untuk itu kota yang mendapat julukan sebagai Kota Pahlawan terus berbenah termasuk pembangunan infrastruktur Jembatan Layang Pasar Kembang Surabaya yang berlokasi di Jalan Diponegoro Surabaya.


Jembatan itu sedikit berbeda dengan jembatan layang pada umumnya karena jembatan layang biasanya dibangun untuk melintasi sungai dan kereta api. jembatan ini hanya untuk memberikan akses jalan baru yang menghubungkan jalan penting di sekitarnya.


Banyak orang capture gambar Jembatan itu dengan alasan report ataupun dokumentasi. Jembatan yang memiliki panjang 775 meter dan lebarnya adalah 17 meter Bisa diakses dengan 2 jalur baik kendaraan roda 2 (dua) ataupun roda 4 (empat) tanpa ada batasan waktu.


Sebelum jembatan beroperasi pada 15 Januari 2014, di sekitaran jalan protokol yang menghubungkan Jalan kedung doro, Banyu Urip, dan Arjono itu sangat macet hingga menimbulkan antrian panjang terutama di pagi dan sore hari.


Melansir dari ekonomi.bisnis.com, Jembatan Layang Pasar Kembang Surabaya dibangun dengan anggaran APBN sebesar Rp122,9 miliar oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah V Surabaya. Pembangunan jembatan itu tentu memiliki dampak positif bagi warga kota surabaya yang melintasi.


“Jembatan Layang Pasar Kembang Surabaya dapat mengurangi kemacetan Lalu Lintas tapi kalau bawah jembatan menuju ke arah jalan Banyu Urip dan Jalan Girilaya terkadang masih terjadi kemacetan. “ucap Puji salah seorang warga Surabaya yang sering melalui jembatan itu.


“Adanya jembatan layang cukup membantu. Kalau lewat ke jalan Diponegoro lebih cepat lewat jembatan,” imbuhnya. Dia berharap agar Jembatan Layang Pasar Kembang selalu berjalan kondusif dan diakses sebagaimana mestinya.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar...