Begini Ekowisata Mangrove Wonorejo

Berwisata di sebuah kota besar seperti di kota Surabaya, nampaknya butuh destinasi wisata yang memiliki nuansa hijau nan asri. Selain taman, kira-kira tempat apa ya? Nah, pada kesempatan kali ini, Saya akan menceritakan tempat wisata yang recommended yaitu di Ekowisata Mangrove Wonorejo.
Ekowisata Mangrove Wonorejo
Foto Saat Berada di Jogging Track, 
Ekowisata Mangove (24/07/2020)
Bersama teman Saya, Rizal, Kami berangkat menuju lokasi dengan menggunakan motor pada Jum’at (24/07/2020). Jujur, kunjungan kedua itulah yang Saya sampai menelsuri Ekowisata Mangrove Wonorejo secara mendalam. Sementara untuk kunjungan pertama kalinya hanya tujuan survey lokasi.

“Zal, pernah kesini ta?” tanyaku saat hendak sampai ke wisata tujuan. “Iya, pernah dulu. Tapi jalannyanya dulu gak seperti ini,” jawabnya sambil mengendarai motor. “Emang sekarang gimana jalannya?” Tanya Saya lagi sambil tersenyum. “Bagus gini lho Mas, berpaving” jawabnya lagi.


Sampai di tujuan, Kami pun memarkirkan kendaraan. Biaya parkir persatu kendaraan motor hanya dikenakan Rp5.000 saja. Sekitaran parkir terlihat ada beberapa pengunjung sedang duduk di pendopo. Mereka terlihat santai menikmati berada porch area Ekowisata Mangrove Wonorejo.


Ingin sekali mengabadikan momen berada disana, Kami pun menyiapkan kamera handphone untuk ambil gambar dan video. Selain spot foto, target Kami adalah berupa bangunan-bangunan dan juga papan informasi sebagai bahan sharing baik media blog ataupun youtube.


Jika Saya simpulkan ada 3 spot foto yang cukup rekomendasi yaitu Jembatan Bambu, Jogging Track, dan Dermaga. Nah, untuk mengetahui bagaimana detailnya dari masing-masing spot foto, yuk, simak penelusuran kami.


Pertama, jembatan bambu. Jembatan itu Kami ketemukan melalui lorong. Arahnya kira-kira berada di sebelah kanan pendopo. Untuk Kami bisa sampai dan melihat jembatan itu Kami membutuhkan sekitar 1-2 menit saja dengan berjalan.


“Wow, Menakjubkan sekali jembatannya,” ucapku kepada rizal yang masih setia memegang tripod kecilnya. “Iya, Mas. Yuk kita ambil foto. Aku juga mau take video juga untuk channel youtubeku,” saut rizal yang juga kagum melihat jembatan bambu unactive itu.


Kedua, dermaga. Sampai disana, ternyata dermaga sedang tidak beroperasi. “Kalau dermaga ini sudah lama Mas gak beroperasi,” kata Ibu kantin sambil menyajikan minuman yang kami pesan. “Sejak kapan, Bu?” tanya rizal. “Yeah, sejak adanya wabah virus Corona itu,” tambahnya.


Meski tidak beroperasi, Kami pun masih memanfaatkan kesempatan untuk mengambil gambar dan video di sekitaran dermaga. Disana kita bisa ambil gambar perahu, sungai, Bozem,dan juga tempat pembelian tiket.


Ketiga, Jogging Track. Di track ini Kami bisa melihat pohon-pohon bakau yang mendambakan penglihatan Kami. Sejauh mata memandang, Kami benar-benar merasakan berada di tengah hutan bakau yang terfasilitasi dengan track (jalur) itu.


Banyak pengunjung berfoto di jogging track itu. Bahkan, ada pengunjung yang minta tolong untuk difotokan. Dalam hal foto memfoto, Rizal lah ahlinya. Setelah itu, Kami pun mengakhiri kunjungan karena waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 WIB.

2 comments:

Silahkan berkomentar...