Pengalamanku Saat Menguburkan Ari-Ari

menguburkan ari-ari
Pengalamanku Saat Menguburkan Ari-Ari (26.08.2021)
 
Menguburkan ari-ari saat setelah ibu melahirkan, merupakan kegiatan yang cukup syakral. Menurut beberapa sumber, ari-ari merupakan akses bagi bayi mendapatkan asupan sekaligus oksigen ketika berada di dalam kandungan. Berikut pengalamanku saat menguburkan ari-ari pada Kamis (26/08/2021).

Ari-ari itu saya dapatkan dari setelah istri saya melahirkan untuk pertama kalinya. Lokasi persalinan saat itu di Rs Pura Raharja Surabaya. Anak kami, kemudian kami beri nama Alta. Nama lengkapnya adalah Althaf Bachtiar Al Kabir. Nama tersebut sudah kami siapkan jauh-jauh hari.

Baca juga : Lahirnya Althaf menjadi anugerah bagi kami

Di hari yang sama, setelah persalinan istri sudah selesai, kami pun kembali ke ruang perawatan. Tidak lama kemudian, salah seorang perawat datang ke ruang kami dan memberikan ari-ari yang sudah diwadahi dalam sebuah kendil.

Perawat itu bilang, "Silahkan diramut ya pak," lalu saya pun menjawab "Iya, Pak terimakasih". Mendengar hal itu, saya pun bergegas pulang untuk segera menguburkan ari-ari . Saya pun mengira jika ari-ari itu tidak segera dipendam, maka hal itu tentu tidak baik.

Saya pun pulang sejenak untuk melakukan pengurusan pemendaman ari-ari. Sampai di rumah, sekitar jam 16.30 WIB , saya pun langsung melakukan pembersihan ari-ari, pemasangan kembang-kembang penguburan, pembuatan teduh untuk ari-ari, dan lanjut pemasangan penerangan.

Hasil akhir bisa terlihat seperti yang ada di dalam gambar di tulisan ini.

Pada saat momen membersihkan ari-ari menggunakan air, saya melihat ada sedikit banyak darah yang membeku. Mbak Ana, kakak ipar yang notabene sudah berpengalaman, meminta saya untuk membersihkan bekas darah itu sampai bersih.

Akhirnya, saya pun melakukan pembersihan secara menyeluruh ditambah lagi dengan sabun sebagai pewanginya, dan yang paling terakhir adalah pembilasan menggunakan air putih nan bersih.

Sementara itu, saat melakukan penggalian, saya pun mengira bahwa tanah akan sedikit berair. Saya memaklumi keadaan tanah di kota Surabaya, apa lagi di kawasan jl. Tambak Wedi baru cukup dekat dengan laut.Namun, karena menggunakan kendil itu tadi, ari-ari tidak sampai basah.

Kendil itu dikasih kembang-kembangan dan terakhir dibungkus dengan kain putih. Tentang cara alat, dan proses penguburan ari-ari di setiap daerah mungkin berbeda. Saya menceritakan berdasarkan pengalaman.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar...