Corat-Coret Baju pada Momen Kelulusan

corat-coret baju pada momen kelulusan
Corat-Coret Baju pada Momen Kelulusan (2010)

Di usia remaja pada umumnya, cara mengekspresikan sesuatu cukup beragam. Istilahnya, ada yang mainstream dan ada juga anti mainstream. Di momen kelulusan tingkat SMA, corat coret seragam menjadi salah satu contoh bentuk ekspresinya.

Coba ingat kembali, pernahkah Anda terlibat corat coret baju di momen kelulusan? Jika iya, Anda termasuk pelaku anti mainstream karena hanya orang-orang yang baik saja yang perlu berpikir dua kali untuk melakukan hal tersebut.

Tidak perlu dipungkiri, hasil pengumuman kelulusan bagi siswa di penghujung pendidikannya, memang memberi feel nuansa berbeda. Meski sekarang sudah tidak ada lagi Ujian Nasional, kabar lulus tidaknya bisa membuat hati kelas 12 tersebut dredeg.

Berdasarkan pengalaman saat sekolah SMA tahun 2010, aksi corat coret pun sempat dilakukan oleh rekan seperjuangan saya. Kabar mengenai akan adanya aksi corat coret sama sekali tidak terdengar di lingkungan sekolah.

Jikalau ada pun, yakin seratus persen pihak guru, utamanya masing-masing wali kelas tidak support dan bahkan tidak akan menyetujuinya sama sekali. Meski kabar aksi tidak ramai, rekan seperjuangan berinisiatif sendiri seperti pengadaan barang seperti cat semprot, spidol dan lainnya.

Alhasil, aksi corat coret terealisasi di halaman sekolah seperti yang nampak di foto postingan ini, mereka begitu gembira ‘kan? Cek ada foto saya tidak? Jika tidak ada, yakin saya berada di halaman itu pada masanya.

Fakta bahwa momen pengumuman kelulusan adalah hal mengesankan, bahkan bisa jadi hanya sekali seumur hidup pada masing-masing tingkat sekolah. Yakni, dengan corat coret beragam warna ke seragam putih abu-abu. 

Menilai aksi corat coret, ada 2 sudut pandang yang berbeda yaitu sudut pandang yang sebaiknya dilakukan dan sudut pandang yang sebaiknya tidak dilakukan. Berikut pemaparannya. 

Pertama, aksi corat coret sebaiknya dilakukan. Aksi ini baiknya dilakukan hanya orang yang bersangkutan yang merayakan kelulusan dari setelah belajar 3 tahun di tingkat SMA. Tujuannya, hanya untuk mengekspresikan sekaligus merayakan kelulusan bersama teman-temannya yang dilanjut dengan berfoto.

Kedua,
aksi corat coret sebaiknya tidak dilakukan karena mengarah pada mudharat dan merugikan. Bisa jadi para pelaku aksi dibilang kurang syukur nikmat dan bagi sebagian orang tua bersusah payah untuk bisa membelikan anaknya seragam.

Saya menilai para pelaku aksi corat coret seragam, hanya sekedar ingin mengekspresikan rasa bahagianya setelah mendengar berita kelulusan dan dirayakan bersama teman-teman hingga terabadikan dengan foto pada yang bisa dilihat sampai masa-masa yang akan datang.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar...