Cerita nonton Jaranan Jagad Trenggono

Jaranan Jagad Trenggono
Momen nonton Jaranan Jagad Trenggono di Taman Suroboyo (depan SIB), Sabtu (23/8/2025)

Era modern ini, tampilan kesenian publik seperti Jaranan Jagad Trenggono masih sangat diminati warga, khususnya warga Surabaya seperti yang pernah berlangsung pada Sabtu (23/8/2025) di Plaza Taman Suroboyo.

Bagi penulis, ini merupakan pengalaman kedua kalinya nonton jaranan. Adapun yang pertama kalinya adalah ketika di Balai Pemuda Surabaya sekitar 3 tahun silam. Barangkali, Nonton Jaranan Jagad Trenggono adalah pertama kalinya mengingat masih ada sejumlah paguyuban kesenian lainnya yang bermacam-macam.

Bermula dari info yang beredar di sosial media, penulis tertarik menjadwalkan diri melihat Jaranan Jagad Trenggono. Tampilan ini berlangsung di Plaza Taman Suroboyo atau depan SIB (Sentra Ikan Bulak) sesuai tanggal yang tercantum pada pukul 15.30 WIB.

Warga yang melihat cukup antusias, ada yang berdiri dan ada yang duduk walau di bawah terik matahari waktu sore. Penulis mengamati warga sangat antusis melihat pertunjukan ini. 

Awal-awal pertunjukan, ada sejumlah pemeran yang melakukan sejumlah atraksi hingga salto dan hal ini membuat takjub para penonton. 

Atraksi pun dibarengi lelucon, mereka menggunakan bahasa Jawa atau tepatnya Bahasa Suroboyoan, saling guyonon, berargumen, dan melucu mewarna atraksi tersebut. Pecut menjadi salah satu alat yang digunakan para pemain.

Uniknya, ada banyak penonton yang memberikan sejumlah uang kepada mereka. Dan mereka pun merespon dengan perasaan senang.

Usai atraksi, dilanjutkan dengan Jaranan Jagad Trenggono. Mereka menggunakan kostum yang khas dan alat berupa jaranan. 

Suara tabuhan khas Jaranan Jagad Trenggono mewarnai pertunjukan ini. Mereka yang tampil menggunakan kostum khas dan unik dan alat peraga seperti jaranan dan naga. Mereka menari dan juga beratraksi. Hal ini menjadi daya tari bagi seluruh penonton.   

Perlu diketahui bahwa tontonan jaranan merupakan kesenian tradisional, khususnya di Jawa Timur. Ada sejumlah adegan yang ditampilkan. 

Bagi orang awam, termasuk penulis bisa jadi tidak memahami maksud dari adegan per adegan. Namun yang pasti, adegan demi adegan dan atraksi demi atraksi yang diiringi musik tetap menjadi hiburan. 


Hal yang sangat apresiasi dari penulis kepada seluruh pemain adalah mereka menghayati dengan baik sesuai dengan perannya. 

Mereka professional memiliki aura-aura maupun jiwa-jiwa kesenian yang sangat baik. Penulis pun melihat lebih dekat para pemain dengan jiwa-jiwa seni yang luar biasa sampai sore menjelang waktu maghrib.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar...