![]() |
Salah satu momen kebersamaan antara guru dan siswa yang penuh senyum, Kamis (14/8/2025) |
Pendidikan merupakan usaha memberikan treatment positif kepada anak didiknya guna transfer knowledge serta mengembangkan potensi yang ada pada anak didik tersebut.
Menurut penulis, menjadi pendidik tidak selalu di lembaga pendidikan yang besar. Pendidik bisa jadi orang tua kepada anaknya, kakak kepada adiknya, serta siapa saja yang sekiranya bisa memberikan suatu pendidikan walau sekedar memberi petuah, motivasi, dan teladan.
Sementara di dunia pendidikan mulai dari tingkat bawah sampai menengah, berbagai aspek tentu diharapkan dan diprioritaskan. Mengingat pendidik yang sekarang terintegrasi dengan kebijakan pemerintah guna memenuhi target dalam pendidikan tersebut.
Di lingkungan pendidikan, kegiatan mengajar dan mendidik tidak perlu secepat kita bisa, namun by process. Peran dan kebijakan dari pendidik kepada siswa-siswinya merupakan hal penting. Maka tidak heran kurikulum di Indonesia berubah-ubah, bahkan terakhir ini adalah kurmer, dimana ada andil para guru memberikan muatan materi berdasarkan situasi dan kondisi anak didiknya di kelas.
Proses anak menangkap materi dalam hal menerima pengajaran dan pendidikan sangatlah berbeda. Mereka memiliki karakter sendiri-sendiri dan proses belajar yang cukup beragam. Tingkatan kelas tidak menjadi acuan lantas menjadikan hasil sama.
Mereka memiliki karakter masing-masing, kelebihan, dan kekurangan masing-masing.
Sama halnya, dengan orang dewasa pada umumnya. Umur bukanlah menjadi penentu kedewasaan seseorang. Seperti contoh orang yang telah tua usianya, namun kedewasaannya lebih mundur.
Begitu pula, ada yang usianya masih kecil namun tingkat kedewasaan, sikap empati kepada orang lain sangatlah baik.
Kita tidak perlu membandingkan hebatnya lumba-lumba dalam berenang dan hebatnya burung mengarungi udara. Setiap memiliki kemampuan masing-masing.
Mendidik anak mestinya sesuai dengan porsinya, bukan? Sebagai pendidik harus memiliki sikap sabar, telaten, dan mudah senyum.
Tidakkah kita sama dengan mereka sewaktu masih kecil? Bisa jadi mereka lebih baik pada masanya. Di kelas, ada anak yang diajarkan hari ini langsung memahami dan bahkan langsung mengaplikasikannya, ada anak bisa memahami saat di-review di lain hari, dan ada juga diajari hari ini, baru mengerti dan memahami sepekan selanjutnya, sebulan selanjutnya, dan seterusnya.
Pesan penulis kepada para pendidik, utamanya di sekolah-sekolah adalah terimalah anak didiknya kehadirannya dalam bentuk mental dan karakter apa pun. Ajak mereka komunikasi, dengarkan apa yang ingin disampaikan. Approach lebih penting dari sekedar mengajar atau tf knowledge.
Pengajaran belum tentu diterima dengan baik, mana kala suatu hal diawal dianggapnya murid tidak baik.
Melalui pendekatan baik, motivasi baik, ilmu yang ditransfer akan mudah sampai kepada siswanya. Memperbanyak senyum lebih baik dari pada memperbanyak cemberut yang bisa menimbulkan tidak menyenangkan.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar...