Showing posts with label Kepariwisataan. Show all posts
Showing posts with label Kepariwisataan. Show all posts

Pasar Rel Dupak Magersari Surabaya

Pasar Rel Dupak Magersari
Pasar Rel Dupak Magersari Surabaya
 
Pasar merupakan lokasi perbelanjaan yang menyediakan berbagai kebutuhan seperti lauk pauk dan sayur-sayuran. Gedung dan fasilitas pasar berbeda-beda antara pasar yang satu dengan lainnya. Ada yang bergedung mewah dan ada pula yang sederhana seperti Pasar Rel Dupak Magersari Surabaya ini misalnya.

Pasar yang terletak di jalan Dupak Magersari ini nyaris tidak ada bangunannya, bahkan lokasi terbilang ekstrim. Sesuai namanya Pasar Rel Dupak Magersari berada persis sekaligus sebelah rel kereta api yang masih operasional seperti yang terlihat pada Jum'at (03/12/2021). 

Aktivitas warga saat itu terbilang sangat ramai. Ada banyak transaksi jual beli di sana. Menjadikannya suatu pemandangan yang unik bagi Saya secara personal dan hal yang sulit menemukan lokasi seperti di Pasar Rel Dupak Magersari ini. 

Penjual dan pembeli di pasar yang berdekatan dengan pasar legendaris Surabaya (Pasar Turi) berasal dari warga setempat dan sekitarnya seperti Dupak, Krembangan, Bubutan, dan melebar lagi.

Keunikan pasar, ditambah lagi lokasinya yang berada di pusat perkotaan membuat Pasar Rel ini menyita perhatian para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Meski mungkin bukan kategori obyek wisata tetapi para wisatawan pasti bilang “It’s something unique.

Melansir dari laman merdeka.com, jam operasional Pasar Rel Dupak Magersari Surabaya dimulai pagi petang antara jam 05.00 sampai sebelum jam 10.00 WIB.

Nampak khawatir tidak dirasakan warga meski berjualan di sekitaran rel kereta api yang notabene aktif beroperasi. Hal tersebut menjadi hal biasa sekaligus konsekuensi berjualan di sekitaran rek kereta yang sewaktu-waktu kereta melintas.

Bunyi sirine yang khas menjadi pertanda bahwa rel kereta api akan segera melintas. Aktivitas warga pun berhenti sejenak sementara sebagian penjual mengamankan beberapa barang dagangannya dari lintasan kereta api dari dua arah.

Begitu kereta api melintas, warga kembali melakukan aktivitas. Jujur, pemandangan pasar seperti ini menjadi suatu pemandangan yang unik dan perlu dicoba berkunjung dan berbelanja di pasar rel. Saya mencatat bahwa Pasar Rel Dupak Magersari Surabaya adalah pasar yang unik.

Begini Pasar Pagi TP Surabaya

Pasar Pagi TP Surabaya
Pasar Pagi TP Surabaya
 
Pasar Pagi TP Surabaya menjadi salah satu obyek wisata menarik di Kota Pahlawan Surabaya. Anda yang suka jalan-jalan sekaligus belanja dengan harga murah meriah, di pasar pagi Surabaya menjadi salah satu alternatifnya.

Sesuai dengan namanya, Pasar Pagi Tugu Pahlawan berlokasi di Jalan Pahlawan St. atau dekat dengan area Tugu Pahlawan Kota Surabaya.

Pasar TP Surabaya beroperasional setiap hari di pinggir jalan, mulai dari jalan Sulung sampai sekitar kantor Gubernur Jawa Timur. Jam buka dimulai dari jam 05.00 sampai jam 10.00 WIB. Sementara itu, khusus di hari Minggu tutup lebih telat, sekitar jam 11.00 WIB.

Pada jam buka, para penjual berdatangan menggelar lapaknya dan menyiapkan barang-barang dagangannya untuk dijual. Sebagian mendirikan tenda, tetapi ada juga yang tidak. Semua tergantung pada barang dagangan dan lokasinya.

Biasanya, pedagang yang tidak mendirikan tenda adalah pedagang yang terteduh berada di samping bangunan Bank bank Mandiri.

Berdasarkan pengalaman berkunjung pada Jum'at (3/12), Pasar Pagi TP Surabaya ramai dikunjungi para pembeli bahkan diperkirakan ada sebagian dari mereka adalah para wisatawan datang dari berbagai daerah.

Barang-barang yang bisa kita jumpai terbilang sangat lengkap meski barang bekas, namun cukup berkualitas. Saya mengamati ada banyak barang dijual, beberapa di antaranya adalah jam tangan, baju, topi, dan sepatu, dan masih banyak lainnya.

Sebagai dokumentasi pernah berkunjung ke Pasar Pagi TP, saya membeli sebuah jam tangan harganya bisa ditawar sampai deal dan pada akhirnya jam tangan tersebut dihargai Rp.50.000,00,- cukup murah bukan? Yang penting ditawar dulu saja.

Setelah lelah berbelanja, recommended sekali mencicipi makanan yang dijual di area Pasar Pagi TP Surabaya. Beberapa menu yang dijajakan di antaranya adalah soto, nasi campur, rawon, dan masih banyak lainnya.

Oleh sebab itu, recommended sekali selain berbelanja juga bisa jalan-jalan sightseeing Tugu Parasamya Purnakarya Nugraha dan juga Tugu Pahlawan Surabaya, caranya adalah dengan mendaftar melalui
e-Tiket Wisata Surabaya.

Demikian sedikit cerita terkait Pasar Pagi TP Surabaya, jika Anda tertarik berkunjung bisa menjadwalkan diri. Bisa juga ajak teman, sahabat, dan keluarga berkunjung dan berbelanja sambil seru-seruan menikmati keindahan Kota Surabaya.

Terbaru Alun-Alun Surabaya

Alun-Alun Surabaya
Terbaru Alun-Alun Surabaya (Foto diambil pada Rabu, 13/10/2021)
 
Taman menjadi salah satu tempat yang sangat nyaman disinggahi. Taman memiliki nuansa rindang nan sejuk. Di taman pula terdapat banyak tanaman hias yang indah dipandang, apa lagi jika dikombinasi dengan air mancur. Hal tersebut cukup mirip dengan apa yang saya lihat di alun-alun Surabaya.

Berlokasi di area Central of Java tepatnya di Balai Pemuda Surabaya, wisata alun-alun Surabaya terbilang masih baru. Alun-alun tersebut diresmikan Ibu Risma saat menjabat sebagai Wali Kota Surabaya di periode kedua yaitu tahun 2016-2020.

Kini, alun-alun menjadi salah satu obyek wisata kota Surabaya. Alun-alun yang memiliki lahan 1,46 hektar tersebut sebagian difungsikan sebagai salah satu sarana edukasi oleh Pemkot Surabaya dimana terbuka untuk umum.

Sebelum pandemi, ada banyak kegiatan bisa diketemukan di gedung pemuda yang notabene masih di area alun-alun Surabaya misalnya ada kegiatan membaca buku di perpustakaan, belajar berbagai bahasa di ruang bahasa, dan menyaksikan pertunjukan berbagai macam seni.

Sementara itu, kawasan balai pemuda yang sekarang juga dijadikan sebagai alun-alun Surabaya telah dibangun kawasan apik. Lahan yang ada di dalamya berlantaikan keramik sehingga nampak begitu rapi dan luas, cocok ketika ada kegiatan yang bersifat outdoor.

Lebih lanjut, Kombinasi antara taman dan gedung balai pemuda tersebut memberikan pemandangan yang berbeda pasalnya gedung yang berwarna putih itu sangat indah, arsitekturnya pun cukup kental dengan bangunan-bangunan khas Belanda.

Di area yang sama, terdapat pula ruang bawah tanah (basement) dekat dengan Jalan Yos Sudarso sampai jalan Pemuda Surabaya. ruang bawah tanah tersebut sebagian difungsikan sebagai alternatif untuk area parkir yang lebih luas.

Hal yang paling unik di alun-alun Surabaya ini, pengunjung bisa melihat air mancur super duper keren. Pada waktu sore hari biasanya air mancur dinyalakan sehingga tidak heran jika momen tersebut dinanti-nanti pengunjung sebab di sekeliling pancuran dilengkapi dengan hiasan lampu warna-warni yang indah dipandang.

Anda yang suka mengambil gambar selain taman, referensi bangunan yang bisa dijadikan obyek misalnya gedung balai pemuda, gedung sewa balai pemuda, masjid balai pemuda, gedung-gedung tinggi lainnya termasuk pemandangan hiruk pikuknya kendaraan yang mengitari alun-alun Surabaya.

Indahnya Wisata Panorama Petung Sewu

wisata panorama petung sewu
Indahnya Wisata Panorama Petung Sewu, Instagrammable.
 
Wisata alam menjadi salah satu obyek wisata favorit bagi para wisatawan pada umumnya, termasuk kami sebagai wisatawan asal Surabaya. Kalau biasa sering berwisata di kota sendiri maka beberapa waktu yang lalu, Minggu (07/09/2021) berwisata ke Wisata Panorama Petung Sewu.

Berangkat dari kota Surabaya menuju lokasi tepatnya di kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo, Saya ditemani seorang istri. Tujuan utamanya adalah refreshing mengingat begitu lamanya tidak bepergian jauh untuk sekedar tujuan jalan-jalan. 

Berdasarkan pengalaman,  berwisata ke Mojokerto tersebut sangat-sangat recommended sebab pemandangan alamnya sangat indah dan spot fotonya pun instagrammable, cocok bagi semua kalangan usia.
 
Ada setidaknya sepuluh spot foto dan kebanyakan mengambil latar alam berupa pegunungan dan air terjun yang indah dipandang. Beberapa spot tersebut adalah sayap kupu-kupu, sepeda jaman old, ruang tamu, titanic spot, gardu pandang segi enam, kursi bersantai, dan tersedia pula hammock.

Saya pun yang pernah berkunjung, tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengabadikan momen dengan cara berfoto. Hal demikian nampaknya juga berlaku untuk para wisatawan yang pernah berkunjung ke Wisata Panorama Petung Sewu tersebut. 

Anda yang kebetulan membutuhkan tripod, tersedia di loket. Wisatawan cukup merogoh kocek sebesar sepuluh ribu rupiah saja dan gratis pakai sepuasnya. 

Selain itu, Anda yang tidak suka ngejebret kamera bisa menggunakan jasa pemotretan. Saat itu kedapatan ada seseorang yang menawarkan jasa potret, kemudian saya bersama istri mengiyakan. Itung-itung untuk mendapatkan hasil foto yang maksimal. 

Sebelum itu, kami diberitahu bahwa hasilnya untuk tiga softfile foto terpilih biayanya sebesar sepuluh ribu berlaku untuk kelipatannya.

Lewat jasa tersebut, wisatawan tidak perlu khawatir saat berfoto akan berpose seperti apa, cukup mengikuti arahan sang fotografer, dijamin mantap betul. Untuk me-follow up hasil foto bisa dicetak saat kembali ke rumah di lengkapi dengan pigura untuk siap pajang. 

Anda yang tertarik berwisata ke Wisata Panorama Petung Sewu bisa datang ramai-ramai bersama teman, sahabat atau pun keluarga kecil. Untuk tiket masuk terbilang cukup murah meriah, hanya sepuluh ribu saja per orang, Kemudian untuk parkir, per motornya hanya tiga ribu sementara per mobilnya lima ribu.

Di sana juga tersedia asuransinya. Jika sampai ada wisatawan atau pun pengunjung Wisata Tahura Raden Soerjo terjadi kecelakaan, pihak manajemen wisata akan memberi santunan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Meski demikian, kita tetap terapkan safety first ya. 

Nah, itu dia sedikit cerita pengalaman saat berwisata ke Wisata Panorama Petung Sewu. Anda yang benar-benar berwisata ke sana, tidak perlu berpikir berulang-ulang. Segera realisasikan, insya Allah menyenangkan.

Patung perjuangan Alun-Alun Contong

patung perjuangan alun-alun contong
Patung perjuangan Alun-Alun Contong (13/10/2021)
Sebagai kota Pahlawan, kota Surabaya memiliki banyak patung perjungan. Jika beberapa waktu yang lalu membahas tentang patung perjuangan depan gedung Siola, maka kali ini akan membahas patung perjuangan yang ada di Alun-Alun Contong kota Surabaya.

Untuk sekedar melihat patung perjuangan tersebut dapat kita datangi ke kawasan Alun-Alun Contong seperti yang pernah saya lakukan beberapa waktu yang lalu pada Rabu (13/10/21). Saat itu, ancer-ancer lokasi patung berada di antara dua jalur, yaitu jalur Baliwerti dan Gemblongan kota Surabaya.

Berdasarkan pengalaman berkunjung menggunakan kendaraan roda dua, akses jalan yang saya lalui adalah dari arah jalan Tugu Pahlawan menuju jalan Tunjungan. Nah, di antara dua jalan tersebut saya mengambil akses jalan sebelah kanan. 

Sampai di lokasi, saya pun berhenti dan memarkirkan kendaraan sekiranya tidak menggangu jalannya lalu lintas. Untungnya, akses jalur menuju arah Bubutan dan Semarang sepertinya jarang dilalui pengendara, bahkan saat itu terdapat kendaraan sedang parkir di samping patung perjuangan tersebut.

Sekilas terlihat patung perjuangan nampak jelas meski dari jarak jauh.  Sayangnya, ada sebagian penyangga patung tertutup oleh tanaman yang tinggi sehingga ada sebagian tanaman menutupi bagian patung. Overall tidak masalah.

Terkait deskripsi patung perjuangan di jalan Contong tersebut, patung berdiri tegap layaknya seorang pejuang yang siap untuk bertempur dengan seluruh jiwa dan raganya, khususnya pada peristiwa pertempuran 10 Nopember 1945.

Patung berdiri di atas pilar berukuran cukup besar. Tingginya sekitar 6 sentimeter. Patung tersebut memegang sebuah bambu runcing, yang kala itu merupakan salah satu senjata lokal yang digunakan oleh para pejuang Indonesia, khususnya Arek-Arek Suroboyo.

Patung juga dilengkapi dengan pakaian sederhana berupa ikat kepala dan sarung berselempang. Sementara itu, di bagian pinggang terdapat aksesoris berupa granat.

Melansir dari laman news,detik.com, awalnya patung perjuangan di jalan Alun-Alun Contong tersebut terdapat sebuah papan prasasti yang melekat pada bagian penyangga . Namun saat saya berkunjung tidak saya temukan mungkin karena terhalang oleh tanaman yang rimbun tersebut.

Nah bagaimana, jika Anda tertarik berkunjung sambil belajar terkait sejarah perjuangan kota Surabaya maka  patung perjuangan Alun-Alun Contong Surabaya menjadi alternatif selain obyek wisata lainnya berupa gedung bersejarah atau pun museum di kota Surabaya.

Pemandangan Kalimas di Jl. Kalimas Barat

Kalimas di Jl. Kalimas Barat
Pemandangan Kalimas di Jl. Kalimas Barat
 
Melihat-lihat sungai di Surabaya, paling recommended jika melihat sungai Kalimas dari bantaran Kali di Jl. Kalimas Barat Surabaya. Perlu kita ketahui bahwa Kalimas ini menjadi salah satu kali atau pun sungai utama di Kota Pahlawan dan memiliki nilai keindahan.

Seperti yang terlihat pada Minggu (24/10/2021), sungai Kalimas indah dipandang. Keindahannya membuat siapa pun yang melihatnya pasti merasa tenang dan tenteram. Sungai Kalimas di kawasan perak Surabaya terlihat sangat lebar dan sangat panjang.

Menurut beberapa sumber yang pernah saya baca, sungai Kalimas merupakan pecahan sungai terpanjang kedua di pulau Jawa yaitu sungai Brantas dimana berhulunya dari kota Mojokerto. Kemudian mengalir ke daerah timur laut, bermuara di kota Surabaya, dan terakhir menuju selat Madura.

Secara terpisah, ada banyak lokasi obyek wisata kota sengaja diletakkan di samping sungai Kalimas misalnya Taman Petekan dan Petekan Riverside. Belum lagi jembatan-jembatan tinggi memanjang di atas sungai Kalimas seperti Jembatan Joyoboyo dan Ujung Galuh yang juga sama-sama memilik nilai wisata yang tinggi.

Selain itu, ada juga jembatan yang dibangun telah lama misalnya jembatan Merah dan jembatan Petekan. Kedua jembatan tersebut selain memiliki nilai wisata juga memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi patut kita kunjungi sekaligus pelajari terutama terkait sejarahnya.

Sungai Kalimas terutama di daerah Perak Surabaya tersebut, pada jaman kolonial bahkan sebelum itu sangat-sangat digunakan oleh para distributor barang dagang melalui sungai Kalimas, dari selat Madura menuju lokasi perdagangan di kota Surabaya.

Maka tidak heran, pada jamannya daerah Petekan dan sekitarnya  sangat ramai menjadi pintu keluar masuknya barang dagang menggunakan kendaraa air seperti kapal atau pun perahu.

Bergantinya masa, daerah Petekan sudah tidak aktif, segala macam bentuk barang dagang hanya sampai pada pelabuhan dan diangkut melalui kendaraan darat, tanpa menggunakan perahu seperti sedia kala.

Anda yang ingin berkunjung ke sungai Kalimas untuk sekedar menikmati keindahannya, saya merekomendasi selain di Jl. Kalimas Barat, bisa juga melihatnya dari dua spot lokasi wisata yang baru-baru ini sedang hits yaitu Taman Petekan dan Petekan Riverside. Lokasinya berada dekat dengan jembatan Petekan Surabaya.

Di sana kita bisa melihat keindahan sekaligus panorama Kalimas River sambil bersantai dan bahkan sambil nongkrong karena tersedia café kekinian, cocok bagi Anda yang masih muda-mudi sambil nongkrong bersama sahabat atau pun keluarga. 

Nah, itu dia sedikit gambaran situasi dan kondisi menikmati indahnya pemandangan Kalimas di Jl. Kalimas Barat. Semoga kita bisa menikmati berada di sana dan memetik sedikit banyak terkait sejarahnya.

Patung perjuangan Depan Gedung Siola

patung perjuangan depan siola
Patung perjungan Depan Gedung Siola (13/10/2021)
Anda pasti pernah jalan-jalan di Jl. Tunjungan, bukan? Nah, di jalan Tunjungan ada beberapa bangunan penting mulai jaman Belanda hingga sekarang. Salah satu bangunan tersebut adalah gedung Siola. Usut punya usut ternyata di sekitaran gedung Siola terdapat sebuah patung yaitu patung perjuangan.

Di bawah patung perjuangan tersebut bertuliskan, “The allied attack on November 10, 1945 was a combined action in full battle order. The Indonesian fighters countered the tanks with machine – Gun from the street corners and from the upper stories of this building, the former white away, which was totally burned down in the action.”

Keberadaan patung perjuangan di sekitaran gedung Siola merupakan salah satu patung perjuangan 10 November dari sekian banyak tersebar di beberapa titik di kota Surabaya. Melansir dari laman news.detik.com,  ada setidaknya 5 patung perjuangan tersebar di kota Surabaya.

Beberapa patung perjungan tersebut adalah patung yang berada di sekitar Jembatan Merah, Alun-Alun Contong, depan Gedung Siola sendiri, depan Hotel Mojopahit, dan terakhir di Jalan Kombes M Duriyat. Beberapa masih eksis bertengger dan sebagian yang lain sudah tidak ada.

Semua patung perjuangan tak terkecuali patung perjuangan di depan gedung Siola mengarah pada betapa gigihnya para pejuang Indonesia, khususnya Arek-Arek Suroboyo, dalam usaha mempertahankan kemerdekaan dan menghapus macam bentuk penjajahan pada tahun 1945.

Puncak peperangan tersebut terjadi pada tanggal 10 November 1945 di mana tentara Inggris yang diboncengi NICA menyerbu kota Surabaya hingga begitu dahsyatnya. Ribuan para pejuang pun meninggal dalam pertempuran tersebut.

Peperangan tersebut dikecam oleh dunia internasional hingga akhirnya sedikit banyaknya ada dukungan kemerdekaan. Dan benar apa yang pernah di sampaikan sebelum pertempuran oleh Bung Tomo dalam pidatonya yang berkobar-kobar , “Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita, sebab Allah selalu berada di pihak yang benar,”.

Walau kala senjata pejuang hanya berbekalkan bambu runcing, tetapi semangat perjuangan dan rela berkorban seluruh jiwa raga menjadi senjata ampuh yang kemudian semua diakhiri dengan kemenangan.

Untuk itu, bagi kita, kaum milenial harus mampu melanjutkan perjuangan dengan cara melakukan kegiatan positif. Jika Anda adalah pelajar, maka belajarlah dengan baik. Jika Anda pekerja, maka bekerjalah dengan baik, dan jika Anda adalah pemimpin, maka jadilah pemimpin yang baik.

Cagar Budaya Jembatan Petekan Surabaya

jembatan petekan surabaya
Cagar Budaya Jembatan Petekan Surabaya

Jalan-jalan di di kota Surabaya, khususnya di Surabaya bagian utara, tidak lengkap kalau tidak mampir di sebuah bangunan cagar budaya yaitu Jembatan Petekan Surabaya. Jembatan tersebut merupakan bangunan peninggalan pada masa kolonial Belanda.

Sesuai dengan namanya, jembatan Petekan diambil dari historisnya di mana ketika jembatan beroperasi aktivitas “Petek” atau dalam bahasa Jawanya “Menekan” tersebut mengarah kegiatan membuka dan menutup jembatan.

Hal tersebut dikaitkan dengan kecanggihan jembatan pada masanya. Selain untuk jembatan kendaraan darat seperti motor dan mobil juga untuk sarana ruang penyeberangan perahu atau pun kapal-kapal barang dari Selat Madura ke kota Surabaya melalui perairan Kalimas. 

Pergantian masa ke masa membuat jembatan tersebut tidak beroperasi. Untuk sekedar tujuan penyeberang kendaraan darat, Pemkot kota Surabaya membangun jembatan di kanan dan kiri jembatan Petekan (Verweda Brug).

Sampai sekarang jembatan Petekan menjadi cagar budaya, pun menjadi saksi bisu hiruk pikuknya salah satu kawasan tersibuk pada masanya.

Berdasarkan pengalaman berkunjung pada Minggu (24/10) kondisi cagar budaya, Jembatan Petekan bisa dikunjungi warga termasuk para wisatawan. Di sana kita bisa mengetahui secara langsung kondisi jembatan Petekan.

Pengunjung juga bisa mendapatkan informasi terkait sejarahnya melalui papan informasi di sekitar jembatan. Salah satu informasi yang bisa didapati bahwa jembatan petekan diresmikan pada tahun 1939 masehi.

Pembuatannya bekerja sama dengan sebuah perusahaan yang kalau sekarang bernama PT Bharata Metal Work engineering. Kecanggihan jembatan Petekan ditandai dengan mesin yang ada di bagian dalam tiang. Oleh sebab itu, tidak heran jika kita mengamati kedua tiang, selain tinggi cuga cukup tebal.

Selain itu, terdapat juga sisa-sisa roda gigi yang menempel pada tiang. Menurut beberapa sumber roda gigi tersebut berfungsi untuk menggerakkan dua tuas untuk menaikkan sekaligus menurunkan jembatan.

Lebih lanjut, pada masa pertempuran 10 Nopember 1945, jembatan Petekan dijadikan lokasi strategis oleh pejuang Indonesia, khususny Arek-Arek Suroboyo sebagai basis pertahanan di bagian timur kota Surabaya.

Anda yang ingin berkunjung ke Jembatan Petekan Surabaya, yang perlu diperhatikan adalah memarkirkan kendaraan di tempat yang sekiranya tidak mengganggu kelancaran lalu lintas. Pastikan juga berhati-hati saat berkunjung untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan.

Bundaran Air Mancur Jalan Pemuda Surabaya

bundaran air mancur surabaya
Bundaran Air Mancur di salah satu Jalan Protokol Surabaya
 
Jalan-jalan sambil berkendara dengan nuansa perkotaan mungkin cukup mengasyikkan selama pemandangan yang dilihat itu bagus. Nah, kali ini akan diceritakan sebuah pengalaman jalan-jalan berkendara di jalan protokol Surabaya lengkap dengan  air mancurnya.

Keberadaan air mancur yang terletak di jalan protokol yang menghubungkan Jalan Pemuda - Jalan Yos Sudarso - Jalan Panglima Sudirman - Jl. Gubernur Suryo tersebut menambah keindahan kota. Saya yang mengalaminya sendiri pada Rabu (13/10/2021), merasa sangat takjub dengan adanya bundaran air mancur tersebut. 

Saya pun menikmati melihatnya saat berkendara. Untuk menikmati sekaligus mengamati air mancur dengan durasi yang lebih lama, Saya pun sengaja berhenti sekaligus mencari Parking Area memarkirkan kendaraan motor yang saya bawa. Alhamdulilah, saya bisa mengamati langsung dengan jarak yang lebih dekat.

Selanjutnya, saya berjalan kaki sambil menikmati suasana perkotaan. Sampai di lokasi bundaran, bisa kita lihat air mancur tersebut berlantai 2. Sisi atas dan sisi bawah airnya saling menyembur. Bunyi airnya pun sangat terdengar jelas.

Di sekitaran air mancur tersebut di kelilingi taman mini. Berbagai tanaman hias tumbuh subur di sana. Membuat pemandangan di jalan protokol menjadi sejuk nan asri. Saya pun yang menikmati melihat pemandangan tersebut tidak lupa mendokumentasikan dengan cara mengambil gambar.

Salah satu koleksi gambar yang saya miliki, saya posting di postingan ini. Sebenarnya, beberapa foto yang saya ambil terdapat banyak kendaraan yang berlalu-lalu lalang. Namun untuk lebih mengurangi privacy, saya lebih memilih gambar yang minim kendaraannya.

Lebih lanjut, di sekitaran bundaran air mancur terdapat beberapa obyek wisata yang sangat penting dan paling dekat adalah gedung Balai Pemuda (Balpem) yang juga terdapat alun-alun Surabaya. Alun-alun di sana juga terdapat pula salah satu tanaman hias terfavorit lengkap dengan air mancurnya. 

Selain itu, tidak jauh dari gedung Gedung Balpem juga  terdapat patung Panglima Jenderal Sudirman, Balai Kota, Patung Gubernur Suryo, Taman Apsari, dan SWK Ketabang Kali. Lokasinya yang berada di sentral kota Surabaya real mempersembahkan suasana perkotaan.

Gedung-gedung tinggi, lingkungan hijau, dan kendaraan berlalu lalang menjadi pemandangan yang biasa di sana. Bagi Anda yang tertarik untuk melihat bundaran air mancur sekaligus nuansa perkotaan, area bundaran air mancur bisa menjadi salah satu alternatifnya.

Indahnya Lampu JPO Surabaya

lampu jpo surabaya
Indahnya Lampu pada JPO Surabaya. Sparkling Surabaya

Jalan-jalan di Kota Pahlawan Surabaya, Kita akan menjumpai banyak fasilitas umum terbilang cukup bagus. Salah satu fasilitas tersebut adalah Jembatan Penyeberangan Orang (JPO). Uniknya, JPO dilengkapi dengan lampu kelap kelip yang menambah nilai keindahan kota.

Fasilitas yang disediakan oleh Pemkot Surabaya tersebut sengaja dibuat untuk memberikan perhatian lebih kepada kota tercinta, khususnya warga Surabaya. Hal tersebut saya rasakan beberapa waktu yang lalu saat jalan-jalan di Surabaya pada malam hari, Kamis (16/10/20).

Pernahkah Anda keliling Surabaya pada malam hari? Jika iya, maka Anda pasti tahu keindahan sebenarnya kota Surabaya pada malam hari. Jika Anda belum pernah, maka tidak ada salah untuk mencobanya.

Tahukah Anda bahwa keindahan suasana perkotaan pada malam hari, identik dengan keindahan penerangan atau pun lampu-lampunya yang sparkling. 

Selain lampu-lampu juga melekat pada Jembatan Penyeberangan Orang (JPO), ada juga lampu-lampu yang berasal dari gedung-gedung tinggi misalnya hotel, apartemen, mall, gedung-gedung pemerintahan, dan lain sebagainya.

Pada malam hari, lampu-lampu JPO yang notabene colourful menambah keindahan kota Surabaya pada malam hari apa lagi jumlah JPO tersebar di beberapa titik di kota Surabaya. Sebagai contoh saya mendokumentasikan JPO di jalan Basuki Rahmat Surabaya.

Ada banyak tulisan lampu kelap kelip di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) dan masing-masing berbentuk tulisan. Ada yang bertuliskan surabaya Yes, I Love Surabaya, Surabaya Hebat, Surabaya Millenial, dan masih banyak lagi termasuk Surabaya Hijau.

Tulisan-tulisan tersebut bisa sebagai sebuah identitas kota dengan harapan semoga kota Surabaya  tetap dan terus meningkatkan kualitas kota, apa lagi kota Surabaya menjadi kota terbesar kedua di Indonesia.

Untuk JPO di jalan Basra ini, biasa diakses masyarakat Surabaya mulai pagi hari jam 08.00 sampai 22.00 WIB saja. Pada jam operasional tersebut biasanya terdapat penjagaan dari linmas (Perlindungan Masyarakat) kota Surabaya.

Bagi Anda yang merasa panas jalan-jalan di Surabaya pada siang hari, recommended sekali jalan-jalan menikmati suasana kota surabaya pada malam hari. Bisa menggunakan kendaraan roda dua tak bermesin, motor, mobil, atau bahkan hanya berjalan kaki.

Jika Anda berminat jalan-jalan di kota Surabaya pada malam hari, bisa menjadwalkan dan jangan lupa patuhi lalu lintas dan memakai masker selama beraktivitas di luar rumah. Bangga Surabaya.

Jembatan Genteng Kali Surabaya

jembatan genteng kali
Jembatan Genteng Kali Surabaya
 
Melihat air memang membuat sebagian orang menjadi tenang termasuk saya. Air yang dimaksudkan bisa berasal dari aquarium, pantai atau bahkan sungai atau kali. Nah, kali ini saya akan bercerita tentang pengalaman saya menikmati melihat kali melalui Jembatan Genteng Kali surabaya.
 
Beraktivitas penuh seharian memang terkadang membutuhkan suasana yang baru tak terkecuali dengan saya pada Rabu (13/10/2021). Pada sore hari saya mencari suasana baru dengan cara keliling kota Surabaya hingga akhirnya sampai di jalan Genteng Kali.

Di sisi kiri jalan Genteng Kali, saya menjumpai jembatan Genteng Kali, jembatan ini menghubungkan antara jalan Genteng Kali dan Jalan Achmad Jais. Dalam situasi tersebut mampu menarik perhatian saya untuk berhenti sejenak menikmati melihat kali melalui Jembatan Genteng Kali Surabaya.

Berdasar pengalaman, jembatan yang identik dengan warna oren tersebut cukup ramai diakses warga. Ada setidaknya tiga orang bahkan lebih menyeberangi kali melalui jembatan tersebut.

Saya pun mencoba untuk menaiki jembatan, melihat-lihat sungai, dan mengamati keunikan jembatan. Pemandangan di sana sangat luar biasa indahnya. Kalinya panjang dan juga lebar. Kalinya bersih bebas dari sampah. 

Kebetulan, saat itu saya berkunjung waktunya pada sore hari jadi suasananya cukup sejuk. Untuk sekedar merasakan angin semilir cukup mudah di sana. Ditambah lagi pemandangan dengan nuansa perkotaan dengan gedung-gedungnya yang tinggi. Hal itu membuat hati tenang dan nyaman.

Secara deskriptif, jembatan ini terbilang cembung ya cembung sempurna seperti hampir membentuk setengah lingkaran. Ada sejumlah anak tangga yang harus dilalui para pejalan kaki. Jika tidak salah, ada  15 anak tangga di sisi kanan dan kiri jembatan.

Anak tangga tersebut berjarak dekat dengan ketinggian yang minim sehingga memudahkan bagi para pengunjung untuk menyeberangi sungai melalui jembatan Kali Genteng ini. Sementara itu, Untuk yang bagian tengah jembatan tidak beranak tangga melainkan dataran halus bersemen. 

Tidak ada catatan saya temukan terkait kapan jembatan tersebut dibangun, tetapi selama saya tinggal di Kota Surabaya ini jembatan ini telah lama beroperasi diakses oleh warga setempat khususnya warga Surabaya yang tinggal di daerah Genteng kali dan Jalan Achmad Jais.

Nah itu dia sedikit pengalaman saya ketika saya berada di sana saya mengabadikan momen berfoto ketika menaiki tangga genteng kali saya cukup luar biasa bisa menikmati pernah berada di sana. Surabaya memang oke, Surabaya memang is the best.

Terkini Jembatan Merah Surabaya

jembatan merah
Terkini Jembatan Merah Surabaya

Jembatan Merah di kota Surabaya menjadi salah satu lokasi bersejarah pasalnya terdapat peristiwa penting seperti pertempuran antara  pejuang khususnya arek-arek Surabaya dengan pasukan Inggris pada waktu silam.

Pertempuran tersebut merupakan aksi spontan arek-arek Surabaya dalam upaya menghilangkan macam bentuk penjajahan apa lagi saat itu bangsa Indonesia telah memproklamasikan Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Berbagai sumber menjelaskan bahwa pada tanggal 25 Oktober 1945 datang pasukan militer Inggris dari Brigade Infantri India 49 Maratha. Kedatangan mereka sebenarnya tidak diharapkan oleh para pejuang apa lagi setelah tahu bahwa mereka membebaskan eks tawanan Jepang dan melucuti senjata para pejuang. 

Singkat cerita, timbullah pertempuran dilokasi Jembatan Merah pada 30 Oktober 1945. Dalam pertempuran tersebut terbilang cukup dahsyat bahkan menewaskan banyak korban, baik dari pihak Inggris maupun pihak pejuang kita.

Salah satu pihak Inggris yang tewas adalah Brigadir A.W.S Mallaby. Ia merupakan sosok penting bagi pasukan Inggris mengingat statusnya sebagai pemmpin Angkatan bersanjata Inggris.

Selain itu, ia merupakan sosok pemimpin pasukan perang yang sangat dihormati. Akibat tewasnya A.W.S Mallaby, timbul rasa kesal dari pihak Inggris sehingga kemudian pemicu konflik yang berkepanjangan.

Dalam momentum pertempuran di Jembatan Merah Surabaya yang berdarah-darah itu, maka jembatan yang menghubungkan jalan raja wali dan kembang jepun tersebut dinamakan Jembatan Merah seperti yang kita kenal sampai sekarang.

Sebagian orang mempercayai bahwa ada jembatan yang identik dengan warna merah tersebut memiliki nilai mistis.Beberapa sumber menyebutkan bahwa ada saat air kali yang berbau tidak sedap. Percaya atu tidak, anggap saja angin lewat ya. Jembatan merah yang sekarang enak dipandang kok.

Bahkan, jembatan tersebut aktif dilalui dilalui berbagai macam kendaraan baik itu kendaraan roda dua, tiga, dan roda empat. 

Nah, bagi Anda yang ingin berwisata ke lokasi-lokasi bersejarah maka Jembatan Merah menjadi alternatifnya. Selain jembatan juga terdapat banyak obyek wisata lainnya di sekitaran jembatan misalnya bangunan kuno seperti bangunan Belanda, sungai Kalimas, wisata Jalan Gula, dan jalan Panggung.

Cerita Saat Berkunjung Ke Waduk Kedurus

waduk kedurus
Saat Berada di Bozem/Waduk Kedurus
 
Waduk atau kali kedurus pasti dikenal masyarakat Surabaya, khususnya di Surabaya bagian selatan. Lokasinya berada di jalan Kedurus Dukuh Gg. X, Karang Pilang Surabaya. Nah, pada kesempatan kali ini akan diceritakan pengalaman saat mampir ke Waduk Kedurus pada Jum'at (10/09/2021).

Kunjungan kala itu merupakan kali pertama bagi saya. Berangkat bersama seorang teman, kami pun sampai di lokasi sekitar jam 14.00 WIB. Perjalanan tersebut kami tempuh sekitar kurang lebih 1 jam perjalanan. Maklum, kami berangkat dari kota Surabaya bagian utara.

Berkat aplikasi google maps, kami pun sampai ke lokasi. Di sana kami benar-benar merasa takjub. Situasi dan kondisinya mirip dengan apa yang kami lihat, baik di Youtube atau pun di Instagram. Kami pun langsung menikmati berada di sekitaran Waduk Kedurus.

Hal yang pertama kami lihat adalah waduknya yang lebar dan panjang, ditambah lagi adanya jembatan membentang tinggi di atas waduk. I say it's really wonderful. It’s really fantastic.

Akibat dari perjalanan yang kami tempuh cukup jauh, kami bersantai terlebih dahulu sambil melepas dahaga dengan snack yang kami bawa sebelumnya. Setelah itu, baru sight seeing menelususi pinggiran waduk sambil menikmati pemandangan sekitarnya.

Berdasarkan apa yang kami lihat di sana, ada sejumlah warga memancing ikan. Sepertinya, kegiatan mancing-memancing sepertinya sudah menjadi hal biasa di sana. Kira-kira, akankah menjadi option sebagai tempat memancing? 

Selain adanya kegiatan mancing, ada juga kegiatan lainnya seperti adanya sejumlah anak kecil main-main di tengah waduk. Ntah, apa yang mereka lakukan. Apakah merendam diri ke dalam air ataukah mencari ikan.

Pada hal, tertulis jelas di papan informasi bahwa warning tidak dibenarkan melakukan kegiatan seperti berenang dan mancing di area Boezoem/ Waduk Kedurus. 
 
Sementara itu, terlihat jembatan itu tidak sedang  operasional. Saya pun mengambil sejumlah foto untuk dokumentasi saat berada di Waduk Kedurus.

Bagi Anda yang penasaran dan ingin berkunjung ke Waduk Kedurus, mungkin google maps bisa membantu. Spot-spot foto disana cukup recommended. 
 
Demi kelestarian waduk, sebaiknya kita tetap menjaga kebersihan lingkungan, tidak berlama-lama, dan tetap mematuhi aturan yang tertulis di papan warning seperti tidak bermain air, berenang, dan memancing.

Suasana Kampus Unipa Surabaya

taman wolu
Suasana Kampus Unipa Surabaya terdapat Taman Wolu 8. Taken on Tuesday (7/9/2021)
 
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya lebih dikenal dengan nama singkatannya, yaitu Unipa Surabaya. Bagi teman-teman yang kangen kampus Unipa ini, tidak ada salahnya bisa menyimak cerita Saya saat menikmati suasana kampus Unipa. Terakhir Saya berkunjung pada Kamis (20/08/21).

Sebagai alumni angkatan 2013 jurusan bahasa Inggris, terkadang Saya merasakan kangen kampus. Kampus yang dimaksudkan kali ini adalah kampus B yang berlokasi di jalan Dk. Menanggal XII, kecamatan Gayungan, kota Surabaya.

Kira-kira, apa yang teman-teman ingat dan kenang dari kampus Unipa ini? Tentang persahabatankah, tugas kuliahkah, atau perjuangan untuk lulus S-1, atau lainnya? Untuk detail-nya bisa menjawab sendiri-sendiri lah ya..!

Nah, pada kesempatan kali ini Saya akan menceritakan seputar sejumlah lokasi yang mungkin sering teman-teman datangi. Apa saja ya..? Mari simak berikut ini.

Pertama, Taman Kampus. Pada awal-awal pembangunan masjid Luhur Unipa juga dibuatkan taman Wolu8. Lokasinya persis berada di sisi barat masjid. Kegiatan nyantai di taman tersebut pasti sudah menjadi hal biasa bagi sebagian teman-teman ya, baik saat akan atau pun setelah kuliah.

Kondisi terkini taman wolu8 rupanya tidak jauh berbeda dengan yang dulu-dulunya. Kondisinya masih sangat bagus. Kalau dulu batang pohonnya masih kecil, sekarang sudah besar sehingga membuat kondisi taman semakin teduh.

Adanya kursi-kursi membuat kita lebih anteng dan betah berada disana. Sekarang, kursi-kursi yang berjejer di sana seperti menjadi saksi bisu saat dulu (terakhir/Pen) berkunjung ke taman yang lokasinya berada di Surabaya bagian selatan.

Andai kursi-kursi dan pepohonan di sana itu bisa berbicara, mereka pasti menyapa kita ya teman-teman semua..? kalau teman-teman semua kangen, bisalah sempatkan waktu berkunjung ke Unipa sambil mengenang masa dulu.

Ingat sekali waktu dulu ada proyek dikerjakan secara berkelompok. Ingat betul, tugasnya saat itu membuat video. Kami sambil membahas tugas itu di taman Wolu8.

Kedua, kantin kampus. Untuk sekedar cari minum, nyemil, dan bahkan makan, kantin kampus cukup recommended untuk didatangi. Kira-kira snack atau makanan apa yang sering teman-teman beli di kantin Unipa? Kalau saya, pentol dan nasi pecel. Minumannya es teh.

Beli macam minuman dan masakan cukup variatif di kantin kampus. Di kantin kampus B terbilang ada 2 yaitu belakang gedung Pasca Sarjana dan belakang samping gedung Kebidanan. Kantin favorit saya adalah yang berada di sebelah selatan dekat dengan gedung kebidanan.

Satu alasannya adalah di kantin yang satu ini adalah ruangannya lebih bagus, lebar, tidak pengap karena di bagian depan kantin cukup terbuka sehingga angin sudah kita dapatkan. Selain itu juga ada tempaat nge-print dan foto copy. Kalau teman-teman, kantin favoritnya yang dimana nih..?

Ketiga, perpustakaan. Jamannya saya dulu, perpustakaannya ada di pojok belakang namun begitu pas mau lulus kuliah 2017 itu baru ada perpustakaannya ada di depan kampus baru saja beroperasi. Perpustakaan yang akan diceritakan kali ini perpustakaan yang di belakang. Masih ingat ngga teman-teman..?

Bagi yang suka baca-baca dan mencari referensi buku tersedia di sana. Nih, kebiasaan saya dulu selepas kuliah biasanya lanjut cari buku-buku referensi termasuk buku skripsi saat persiapan semi proposal hingga skripsi.

Untuk sekedar membaca sih free, namun bagi yang ingin meminjam buku maka diwajibkan memiliki kartu anggota perpustakaan. Punya saya sih masih ada. Masih ada brankas. Tidak saya buang karena menurut saya itu bagian dari sejarah saya semasa kuliah. Kartu anggota perpustakaan teman-teman masih adakah?

 Perpustakaan kala itu menjadi salah satu tempat favorit saya lho….! Jujur, salah satu hobi saya adalah membaca di perpustakaan. Selain bisa fokus membaca, di pertakaan tempat adem. Pas musim kemarau, baca di perpustakaan rekomendasi sekali.

Keistimewaan Taman Korea Surabaya

Taman Korea Surabaya
Suasana dalam Taman Korea Surabaya (1/6/21)

Taman menjadi alternatif warga untuk sekedar jalan-jalan, refreshing dan bahkan berolah raga. Di kota Surabaya sendiri terdapat ratusan taman tersebar di berbagai titik, namun dari segala keistimewaan masing-masing  taman, ada satu taman yang memiliki desain dengan nuansa sedikit berbeda, yaitu Taman Korea Surabaya.

Terletak di jalan Dr. Soetomo No. 67 Surabaya, seluruh warga, khususnya warga Surabaya dapat dengan mudah melihat keistimewaan Taman Korea Surabaya apa lagi lokasinya yang berada di antara dua jalur jalan raya memudahkan siapa saja yang melalui jalur tersebut.

Bukan tanpa alasan, hal yang menjadi keistimewaan dari Taman Korea Surabaya adalah dari segi bangunan berupa monumen yang cukup menjulang ke udara. Di tengah-tengah monumen terdapat tulisan menggunakan bahasa Korea.

Selain itu, ada juga 2 prasasti persis di sisi kanan dan kiri monumen. Sebelah kanan monumen adalah prasasti menggunakan bahasa Indonesia-Inggris sementara sebelah kiri menggunakan bahasa Korea. Kedua prasasti tersebut menjelaskan seputar tujuan dan kapan Taman Korea tersebut dibangun.

Seperti prasasti sebelah kanan monumen itu misalnya. Begitu jelas dituliskan tujuan dari taman adalah how to promote the relationship between two countries, yakni antara warga Indonesia dan Korea. Terlebih diharapkan juga mampu menjadi sarana terciptanya kedamaian dunia. 

Taman yang dibangun pada era Walikota Surabaya, Bambang D. H. (2010) tersebut menggunakan dana masyarakat dari pemerintah Republik Korea berikut juga desain dan pengerjaan. Sementara untuk Pemerintah kota Surabaya sendiri hanya menyediakan lahan lanjut follow up perawatan setelah Taman Korea dinikmati resmi beroperasi.

Hingga kini, taman korea terlihat sangat indah. sejumlah tanaman hias tertanam rapi di area taman seluas 1.848 meter persegi tersebut sehingga menambah keindahan taman dan menjadi alternatif  penghijauan, apa lagi letaknya yang berada di pusat kota.

Beberapa fasilitas taman lain yang bisa dinikmati di antaranya adalah air mancur (water fountain) dan lintasan untuk jogging (jogging track) cocok bagi pengunjung yang suka berolah raga lari. 

Bagi Anda yang tertarik berkunjung ke Taman Korea Surabaya, bisa segera merencanakan agar bisa menikmati keistimewaan taman. Tips sebelum berkunjung adalah memastikan bahwa taman telah resmi beroperasi, dilihat dari kebijakan Pemerintah kota akibat pandemi Covid-19 yang masih merebak.

Patung Soekarno-Hatta di Kota Surabaya

Patung Soekarno-Hatta
Patung Soekarno-Hatta di Kota Surabaya

Suatu kebanggaan tentu bagi Kita semua khususnya warga Surabaya karena terdapat salah satu obyek wisata berupa Patung Soekarno-Hatta. Patung tersebut bertengger di pusat kota tepatnya di Jalan Pahlawan Alun-Alun Contong, Bubutan, Kota Surabaya.

Siapa yang tidak tahu tentang dua tokoh pahlawan seperti soekarno dan Hatta? Sejarah mencatat bahwa keduanya merupakan eks presiden (Soekarno) dan eks wakil presiden (Hatta) pertama Indonesia pada zaman revolusi sekitar 1945 silam.

Keduanya juga merupakan dua sahabat yang baik serta memiliki cita-cita untuk membebaskan dari segala macam penjajahan Inggris, Belanda, maupun Jepang. Hingga akhirnya, Soekarno dengan didampingi Hatta memproklamasikan kemerdekaan atas nama bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Patung (diorama) tersebut merupakan gambaran saat-saat dibacakannya proklamasi kemerdekaan di mana pada saat itu terjadi di jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. Untuk mengenang sejarah penting tersebut, dibangunkanlah Patung Soekarno-Hatta di tengah-tengah Kota Pahlawan, Surabaya.

Kini, kebaradaan patung menjadi salah satu obyek menarik di kawasan Bubutan karena selain Patung Soekarno-Hatta di Kota Surabaya juga ada Tugu Pahlawan dan Museum 10 November. Semua adalah tentang sejarah yang patut Kita pelajari, ingat, dan kenang.

Untuk lokasinya sendiri, berada di pintu gerbang atau saat akan memasuki lapangan Tugu Pahlawan. Seperti yang ada pada gambar di artikel ini, bagian depan adalah patung Soekarno berdiri tegak di atas panggung sambil memegang selebaran teks proklamasi, sementara di belakangnya adalah wakilnya yaitu Hatta.

Selain sebagai gambaran sejarah, keberadaan Patung Soekarno-Hatta tersebut menjadi daya tarik bagi pengunjung maupun wisatawan karena bisa menjadi latar foto yang cukup menarik. Apa lagi di belakang patung, terdapat bangunan berupa pilar-pilar yang berjejer rapi.

Menurut beberapa sumber, pilar-pilar tersebut disinyalir sebagai gedung Pengadilan Tinggi yang pernah digunakan pada zaman Belanda. Pilar-pilar dan panggung yang diinjak Sang Proklamator juga terdapat tulisan. Semua tentang semangat perjuangan bangsa Indonesia.

Bagi Anda yang ingin berkunjung dan membawa kendaraan membayar parkir saja. Untuk melihat Patung Soekarno-Hatta dan Tugu Pahlawan free. Sementara jik ingin berkunjung ke Museum 10 November dikenakan tiket Rp5.000,00- free untuk pelajar dan mahasiswa dengan menunjukkan kartunya.

Mini Museum KT Jayanegara 310 Surabaya

Mini Museum KT Jayanegara 310
Mini Museum KT Jayanegara 310 Surabaya

Jalan-jalan di kota Surabaya pasti rasanya kurang lengkap kalau tidak mampir di Surabaya North Quay. Pasalnya, obyek wisata yang terletak di Terminal Gapura Surya Nusantara menyajikan panorama yang berhubungan dengan laut, termasuk kapal barang dan penumpang.

Seperti yang terlihat beberapa waktu yang lalu pada Rabu (21/4), Surabaya North Quay atau yang lebih disingkat SNQ memberikan kesan yang sangat menarik karena tempatnya yang bagus. Apa lagi di dalam gedung terdapat mini museum yaitu Mini Museum KT Jayanegara 310.

Tug boat mini museum tersebut berada di lantai 3 dan masuk di area obyek wisata SNQ. Oleh sebab itu, para pengunjung baru bisa menjumpai Mini Museum KT Jayanegara 310 setelah membayar tiket masuk sesuai dengan biaya yang ditentukan yakni Rp.10.000,00 Per orang. 
 
Itu pun pengunjung akan mendapatkan voucher senilai Rp.4.000,00- untuk ditukarkan di kantin setempat bisa berupa makanan maupun minuman.

Untuk membayar tiketnya di lantai 2, setelah itu lanjut masuk ke lantai 3 menggunakan escalator, baru kemudian diperlihatkan mini museum bagi seluruh pengunjung Surabaya North Quay (SNQ).

Di dalam area mini museum tersebut, pengunjung bisa ber-selfie dan juga bisa tambah wawasan dengan melihat desain kapal KT Jayanegara 310 secara lebih detail berikut dengan penjelasan-penjelasannya seperti fungsi dan kapasitas crew. 

Berdasarkan informasi yang terdapat di area Mini Museum KT Jayanegara 310 Surabaya bahwa KT Jayanegara 310 masuk kategori kapal tunda (tugboat) berfungsi untuk melakukan pergerakan (manuver) utamanya menarik maupun mendorong kapal lainnya di pelabuhan laut lepas (high seas) atau melalui sungai maupun terusan.

Lebih lanjut, kapal tersebut menampung crew untuk perjalanan panjang (extended voyage) sebanyak 10 sementar untuk operasi normal (normal operating) sebanyak 4 orang. Deskripsi lain tentang KT Jayanegara 310 tersebut memiliki tarik tonggak (bollard pull) mencapai empat puluh ton.

Ketika pengunjung sampai melihat panorama laut di SNQ luar ruangan (outdoor), dimungkinkan bisa melihat langsung KT Jayanegara 310 atau sejenisnya saat beroperasi memanuver kapal penumpang yang tentu berukuran besar.

Bagi Anda yang tertarik berkunjung ke  Surabaya North Quay (SNQ), bisa langsung menikmati panorama indah yang disuguhkan di sana sekalian berfoto maupun ber-selfie bersama teman, saudara, maupun keluarga.

Meriam di Sekitaran Gedung Siola Surabaya

meriam cannon sekitaran siola
Meriam Cannon.S di Sekitaran Gedung Siola Surabaya

Beberapa waktu lalu telah diceritakan tentang meriam Mbah Kyai Sedo Masjid di kawasan Bubutan Surabaya. Kali ini akan diceritakan dua meriam yang ada di sekitaran Gedung Siola atau Museum Surabaya, yaitu Mariam Connon. S.

Keberadaan dua meriam bersampingan tersebut, baru Saya ketahui setelah jalan-jalan di kawasan jalan Tunjungan, Kota Surabaya pada Minggu (21/04/2021). Bersama teman YouTuber asal Surabaya, Rizal, Kami berkesempatan baik berkunjung ke meriam berwarna gelap tersebut.

Kala itu, merupakan kunjungan pertama Kami hingga sampai melihat-lihat dan mencari informasi terkait meriam peninggalan jaman penjajahan Belanda (VOC). Dipilihnya hari Minggu pagi karena Kami menganggap bahwa di hari tersebut merupakan hari diselenggaranya even Car Free Day (CFD).

Tujuannya, agar lebih leluasa sekaligus mempermudah jalan-jalan dan melihat benda-benda sejarah di jalan Tunjungan. Sampai di areal monumen meriam, Kami langsung mengamati wujud benda Meriam di sekitaran Gedung Siola tersebut, warnanya hitam menghadap ke udara dengan posisi sedikit, mendangak ke atas. Layaknya posisi meriam yang siap melancarkan tembakan.

Berdasarkan sejarah yang tertulis di keterangan monumen, dua meriam tersebut diketemukan di dua (2) lokasi yaitu kawasan Jembatan Merah Plaza (JMP) dan juga kawasan eks penjara Kalisosok yang digadang-gadang akan menjadi wisata heritage.

Diperkirakan kedua lokasi tersebut yakni kawasan JMP dan eks penjara Kalisosok dulunya merupakan kawasan benteng pertahanan (Bastion) pada zaman penjajahan tidak enak, yakni zaman penjajahan Belanda.

Lebih lanjut, berdasarkan pula keterangan yang ada di samping meriam, dijelaskan bahwa dalam penggunaannya menggunakan bubuk mesiu. Bubuk jenis tersebut digunakan untuk bahan pendorong melontarkan macam-macam proyektil seperti bom dan bola-bola besi panas.

Nah, demikian sedikit cerita dan sejarah terkait meriam di sekitaran gedung Siola Surabaya. Apa bila Anda kebetulan berkunjung ke gedung Siola untuk tujuan administrasi kependudukan maka sangat mudah sampai ke monumen meriam.

Sementara bagi Anda yang hanya ingin berkunjung ke monumen meriam saja maka tetap buka 24 jam mengingat lokasinya berada di luar ruangan (outdoor).Tips bagi Anda yang ingin leluasa berkunjung bisa pilih hari Minggu pagi karena biasanya ada Car Free Day (CFD).

Wisata Pantai Rongkang Bangkalan

pantai rongkang
Pantai Rongkang Bangkalan

Pantai rongkang merupakan salah satu obyek wisata di Kabupaten Bangkalan bagian selatan. Tempat wisata ini berbeda dengan tempat wisata pada umumnya, pasalnya Pantai Rongkang terbilang jarang dijamah para pengunjung namun menyimpan panorama indah.

Terletak di pesisir pantai sebelah selatan jalan Kwanyar Barat (Nyar Bere’), pengunjung bisa menikmati keindahan Pantai Rongkang. Meski airnya tidak sejernih pantai yang ada di Malang, namun view cukup recommended ditambah lagi bisa melihat langsung pulau Jawa dari pulau garam tersebut.

Selain itu, para pengunjung bisa melihat view perahu, kapal dan juga melihat Jembatan Nasional Suramadu dari sisi timur.

Pantai Rongkang selalu buka setiap saat tidak ada penjagaan, namun biasanya momen yang paling ramai hanya sekali dalam setahun yakni lebaran ketupat atau orang Madura bilangnya “Tellasen Topa’” maksudnya hari raya bertepatan 8 Syawal.

Sebagian pengunjung yang masih menikmati liburan lebaran, khususnya yang berasal dari luar daerah biasanya menyempatkan diri berwisata ke pantai alami, Pantai Rongkang. Pada momen tersebut banyak pengunjung lokal datang beramai-ramai menikmati keindahan pantai.

Pada lebaran ketupat tersebut, wisata air perahu nampak seperti tujuan pokok para pengunjung. Pasalnya, dengan hanya merogoh kocek sebesar 10 ribu, para pengunjung sudah bisa menyusuri keindahan Pantai Rongkang.

Lepas dari yang menggunakan jasa perahu, banyak pengunjung, bahkan anak-anak kecil menikmati berada di pesisir pantai yang tidak jauh dari Jembatan Suramadu tersebut. Mereka bermain air, ada juga yang mengamati keong, dan bahkan bebatuan karang.

Lebih lanjut, pengunjung juga bisa berbelanja aneka kebutuhan pakaian seperti baju hem, kaos, jaket, celana panjang, dan masih banyak lainnya. Ada juga wahana bermain anak, cocok sekali bagi pengunjung yang datang sekaligus bagi pengunjung yang datang sekaligus bersama keluarga kecil.

Tips dan trik saat ingin berkunjung ke Pantai Rongkang selain pada momen lebaran ketupat, maka disarankan untuk berkunjung secara berkelompok atau tidak sendirian dan bagi yang membawa kendaraan, kendaraannya dibawa masuk mendekati area pantai untuk meminimalisir tindak kejahatan yang tidak diinginkan.

Monumen Mobil Pemadam Kebakaran Surabaya

Monumen Mobil Pemadam Kebakaran Surabaya
Monumen Mobil Pemadam Kebakaran Surabaya (21/03/2021).
 
Melihat-lihat benda bersejarah menjadi suatu hal penting secara personal. Selain menambah wawasan juga bisa menginspirasi bahwa sesuatunya pernah ada atau terjadi di masa lalu, namun masih menyisakan sejarah sekaligus benda-benda peninggalannya misalnya monumen.

Untuk sekedar menjumpai monumen mobil di kota Surabaya tidaklah sulit. Pasalnya, di kota yang mendapatkan julukan Kota Pahlawan terdapat sejumlah monumen mobil. Salah satunya adalah Monumen Mobil Pemadam Kebakaran Surabaya.

Terletak di jalan Tunjungan atau sekitar gedung Siola, Kita bisa menjumpai sebuah monumen berupa Mobil Damkar milik Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surabaya. Pada masanya, mobil tersebut biasa dikenal sebagai mobil Snorkle model 85 SFF.

Berdasarkan keterangan tertulis di sekitaran monumen, mobil buatan Amerika (USA) tersebut pernah ikut serta memadamkan kebakaran di gedung Siola yang kini dijadikan sebagai Mal Pelayanan Publik. Selain itu, pernah juga digunakan saat terjadi kebakaran di sekitar jalan Praban pada tahun 1980an.

Saya yang pernah melihat langsung monumen pada Minggu (21/4), merasa takjub dengan keberadaan Monumen Mobil Pemadam Kebakaran Surabaya. Terlihat sekilas bahwa mobil snorkle berukuran besar dengan deskripsi berat kendaraan sebesar 408 kg sementara kekuatan pompanya mencapai 1000 GPM.

Selain itu, mobil snorkle yang dibeli pada tahun 1978 terlihat sangat bagus, jauh dari kata lecet apa lagi neyeng. Dari segala keistimewaannya, mobil bermerek FORD bisa mencapai ketinggian hingga 20 meter. Bisa dibayangkan, kalau dihitung bisa menjangkau ketinggian 7 lantai.

Hingga kini, Monumen Mobil Pemadam Kebakaran Surabaya terpajang rapi di jalan raya sekitar gedung Siola dengan pembatas rantai besi berwarna merah sesuai dengan warna mobilnya yang identik maupun dominan dengan warna merah.

Ntah, apakah mobil snorkle tersebut masih bisa digunakan atau tidak, bisa juga hanya difungsikan tujuan lainnya. Namun yang jelas, menurut kaca mata Saya adanya mobil tersebut dimonumenkan karena ada keterangan sejarah berupa prasasti modern di dekat mobil tersebut.

Bagi Anda yang kebetulan memilki informasi lebih terkait Mobil Pemadam Kebakaran Surabaya, bisa menanggapi dengan menulis komen di kolom komentar agar informasi lebih tersapaikan kepada pembaca lainnya. Terima kasih.