Karakteristik Tugu Parasamya Purnakarya Nugraha Surabaya

Bagi anda yang melewati Jalan Pahlawan di kota Pahlawan, Surabaya,  Tugu Parasamya Purnakarya Nugraha sudah tidak asing dilihat. Alasannya, lokasi tugu tersebut berada di pinggir jalan raya. Lalu bagaimana karakteristik Tugu Parasamya Purnakarya Nugraha?

Tugu Parasamya Purnakarya Nugraha Surabaya
Foto Tugu Parasamya Purnakarya Nugraha Surabaya (01/04/2020)

Mengamati dari kejauhan, Tugu Parasamya Purnakarya Nugraha memiliki warna gelap (hitam). Namun jangan salah, tugu yang diresmikan pada Jum’at (28/12/2018) itu memiliki nilai seni yang luar biasa.

Tugu Parasamya Purnakarya Nugraha memiliki panjang 10 meter dan lebar 5 meter. Bahan dasar tugu ini berupa tembaga Kuningan dan juga stainless steel.


Tugu itu terdapat sejumlah patung salah satunya adalah patung karapan sapi. Selebihnya adalah patung-patung dengan gaya menari. Berbagai macam tarian tersebut diambil dari berbagai daerah di provinsi Jawa Timur . Berikut adalah contohnya :

 
Tari Reog 

Tari Reog berasal dari Ponorogo. Diantara tokoh inspirasi dalam Tari Reog ini adalah Barongan, Jathil, Klono Sewandono, Warok, dan Bujang Ganong.

Beberapa versi cerita tentang sejarah kesenian Reog ini. Namun, baru-baru ini yang paling sering terdengar di telinga rakyat adalah cerita pemberontakan Ki Ageng Kutu.

Pada masanya, ia adalah seorang abdi Kerajaan Kertabumi namun murka terhadap pemerintahan kerajaannya yang korup. Akhirya, ia pergi meninggalkan sang raja. Kemudian ia membuat sebuah pertunjukan seni reog sebagai bentuk sindirian kepada raja dan juga pemerintahannya. 

Tari Remo 

Tari Remo berasal dari Jombang. Untuk menikmati pertunjukan seni tari ini, jumlah penari minimal 1 orang (boleh laki/perempuan). Namun, lebih dari itu biasanya sekitar 4 hingga 7 sesuai formasi.

Contoh Gerakan pada Tari Remo
Berdasarkan cerita, seni tari Remo bermula atau dibuat oleh para seniman jalanan dengan tema seorang pangeran yang gagah dan juga berani. Salah satu gerakan yang dapat kita lihat adalah adanya gerakan menghentak ke bumi.

Tari Gandrung Banyuwangi

Dari namanya saja, tentu kita bisa mengetahui bahwa Tari Gandrung berasal dari Banyuwangi. Seni tari yang satu ini tak hanya dilakukan secara berpasangan namun juga berkelompok.

Dengan gerakan, kostum, dan iringan musik gamelan Osing yang khas, Tari Gandrung Banyuwangi sangat diminati masyarakat Banyuwangi maupun wilayah di sekitarnya. Tari Gandrung sering mengisi acara penting seperti acara resepsi, tujuh belasan, khitanan, dan acara penting lainnya.


Tepat di pojokan kantor Gubernur Jawa Timur itulah Tugu Parasamya Purnakarya Nugraha betengger. Tugu tersebut menjadi simbol kesuksesan Pemprov Jatim memajukan daerahnya menjadi lebih maju. Terbukti, Pemprov Jatim mampu meraih penghargaan Parasamya Purnakarya Nugraha sebanyak 3x dari pemerintah pusat. 

Saat berkunjung, ada baiknya bagi Anda yang membawa kendaraan memarkirkan kendaraan di tempat yang aman agar tidak mengganggu lalu lintas disana. Dengan begitu, kita bisa melihat tugu itu dari jarak dekat sehingga akan memudahkan saat mengamati atau berberfoto. 

Menyusuri perkotaan di sekitaran tugu, tidak ada salahnya mengunjungi obyek wisata lainnya yang berdekatan dengan tugu seperti Museum 10 Nopember, Tugu Pahlawan, Lokomotif Trem, Museum Dr. Soetomo, dan masih banyak lainnya.


Melansir dari laman FaktualNews.co, pembuatun tugu ini memakan biaya yang sangat besar yaitu Rp 6,9 miliar. Tugu ini digarap oleh I Nyoman Nuarta, dan hanya dalam waktu 2,5 bulan saja tugu ini dapat terselesaikan sedemikian rupa.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar...