Diorama Dapur Umum Jaman Dulu

diorama dapur umum
Diorama Dapur Umum Jaman Dulu dimabil dair museum 10 Nopemper Surabaya (8/7)

Sebagai bentuk penghormatan terhadap para pejuang kemerdekaan, para penerus bangsa mengenangnya dengan berbagai cara, selain selain melalui bentuk tulis juga bentuk fisik termasuk diorama. Pada kesempatan kali ini akan membahas Diorama Divisi Dapur Umum.

Diorama dapur Umum jaman dulu, tepatnya masa-masa perjuangan Arek-Arek Suroboyo bisa dijumpai di Museum 10 Nopember kota Surabaya. Diorama tersebut merupakan gambaran secara fisik tentang situasi dan kondisi dapur umum yang terjadi pada masa perjuangan yang dikenal dengan pertempuran 10 Nopember 1945.

Para pejuang tidak hanya yang turun di medan pertempuran saja, melainkan juga yang berada di belakang mereka melalui devisi-devisi masing seperti devisi medis dan dapur. Keberadaannya sangat penting untuk membantu dan support semangat perjuangan melawan para penjajah.

Khusus di divisi dapur, para pejuang dari kalangan wanita baik remaja hingga dewasa, mereka bertugas untuk memasak menyiapkan makanan juga minuman untuk dibagikan kepada para pejuang. Melihat dari diorama tersebut alat masak hingga keranjang makanan terbilang tradisional.

Berdasarkan beberapa sumber, awal mula berdirinya divisi dapur umum di Surabaya berlokasi di jalan Jagalan dan bertambah lagi di jalan Ambengan kota Surabaya. Seiring berjalannya waktu dan pentingnya divisi dapur bagi para pejuang kemudian divisi dapur umum berkembang pesat bahkan bertambah banyak menjadi 51 dapur umum meliputi Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik.

Divisi dapur umum dipelopori oleh seorang pejuang wanita bernama Bu Dar Mortir dengan prinsip, “Orang dapat bekerja dengan tenang dan penuh semangat bila perut mereka kenyang”. Maka dari itu, perihal asupan atau pun makanan sangat diperlukan bagi para pejuang untuk tenaga dan semangat mereka khususnya di medan perang.

Orang dulu, makanan yang disajikan oleh divisi dapur umum bagi para pejuang, mereka menyebutnya “Jaminan”. Jaminan tersebut terbilang banyak antara 500 sampai 1000 bungkus nasi. Dalam diorama tersebut terlihat dengan jelas, dalam divisi dapur umum ada kegiatan memasak dengan tungku api berbahan tanah liat, hasil pembungkusan nasi dalam keranjang , dan pendistribusian yang dilakukan oleh pemuda pejuang.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar...