![]() |
Momen KH. Kholil Yasin Mengisi Tausiyah dalam Acara Haul Bhujuk Tambak Agung Tanah Merah Laok, Kab. Bangkalan |
Dalam rangka memperingati haul akbar bhujuk Tambak Agung serta halal bihalal keluarga besar masyarakat Tambak - Jurang dan sekitarnya, panitia haul mengundang KH. Kholil Yasin untuk mengisi tausiyah inti di halaman langgar seppo desa setempat, Ahad malam Senin (6/4/2025).
Kegiatan haul tersebut merupakan kegiatan rutinan yang diadakan setahun sekali, tepatnya di bulan Syawal. Semua masyarakat berpartisipasi guna tercapainya kegiatan haul berjalan lancar.
Masyarakat setempat antusias menghadiri haul, terlebih panitian Haul Bhujuk Tambak Mengundang KH. Kholil Yasin. Agenda demi agenda diikuti dengan khidmat mulai dari ba’da maghrib sampai selesai.
Dalam ceramah yang disampaikan KH. Kholil Yasin, ia menyinggung soal pentingnya barokah ilmu dengan tidak melupakan guru tolang.
Istilah ‘Guru tolang’ dapat diartikan sebagai guru yang telah mengenalkan dan mengajarkan huruf sampai bisa mengaji, guru yang telah mengajarkan adab atau sopan santun, dan guru yang telah mendidik dan mengajari kitab serta ilmu-dasar yang penting untuk kehidupan.
Awal mula, KH. Kholil Yasin menyinggung soal cerita tentang Azazil, merupakan korbhinah Iblis. Dikisahkan bahwa Azazil merupakan salah satu makhluk Allah yang berilmu, bahkan sebagian malaikat pun berguru kepadanya.
Baca juga : Asal Usul Nama Desa Tanah Merah di Bangkalan
Sayangnya, Azazil memiliki sifat sombong bahkan ketika Allah memerintahkannya sujud kepada nabi Adam, dia tidak mau karena dia merasa lebih baik. Dia diciptakan dari api sementara Adam diciptakan dari tanah. Sikap sombongnya ini menyebabkan ilmunya tidak barokah.
Lanjut KH. Kholil Yasin menjelaskan, Ilmu merupakan hal penting untuk mengarungi kehidupan di dunia ini “Jauh bik reng lambek, ta pate penter tape barokah. Mangken nika benya’ se ter penter tape tak barokah. Mangken nikah korang asambung ka guru ngajih,”.
Dia juga menyinggung soal posisi guru tolang, yang kebanyakan sudah tidak hiraukan dan tidak hormati lagi, apalagi gurunya tidak kaya, sulit untuk menganggapnya.
“Ilmu benyak edebuk polanah guru tolang se melarat-melarat e pong kampong semangken korang earghei,” ungkapnya.
Baca juga: Haul Tambak Agung Tanah Merah Laok 2018
Dia menghimbau untuk senantiasa menjaga tatakrama kepada guru yang telah mengajari sewaktu kecil memberi pelajaran mengenal huruf alif ba’, tatakrama, serta ilmu dasar lainnya.
“Kautamaan paghun eka andik se e ade’en make bagusen se budian,” jelasnya dalam menggunakan bahasa Madura yang artinya lebih utama yang awal meski lebih bagus yang terakhir.
Mudah-mudahan, dari tausiah yang disampaikan ini kita semua mengambil pembelajaran untuk kehidupan kita, Aamiin.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar...