Kegiatan malam 17 Agustusan menjadi salah satu tradisi yang dilakukan kebanyakan warga, khususnya warga di perkotaan. Kegiatan diselenggarakan untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur berjuang memerdekakan sekaligus mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada masanya.
Perhelatan kegiatan 17 atau malam tirakatan Agustusan juga menjadi ajang silaturrahim antar saudara, tetangga, antar kampung, komunitas, atau lainnya.
Perayaan malam 17an ini umumnya diadakan di perkotaan dan jarang dilakukan di wilayah pedesaan. Terdapat sejumlah agenda kegiatan untuk mengisi momen Agustusan setiap tahun sekali tersebut.
Awal-awal tanggal bulan Agustus, biasanya panitia mengadakan musyawarah langkah-langkah mengisi momen Agustusan. Misalnya, bersih-bersih kampung, menghias gang, mengagendakan perlombaan, dan puncaknya perayaan malam 17an.
Puncaknya ini, atau yang dikenal malam 17 Agustusan diisi dengan agenda sakral yaitu do’a bersama seperti kirim do’a, pembacaan istighasah, berikut tahlil yasin, pembagian hadiah lomba Agustusan, dan diakhiri dengan ramah tamah atau makan bersama-sama.
Rentetan agenda malam 17 Agustusan bisa berbeda-beda di suatu wilayah tertentu. Hal itu menyusuaikan kebutuhan maupun tradisi setempat.
Penulis ingin me-review sejumlah agenda Agustusan baik yang telah ditulis diatas maupun yang tidak. Berikut secara rinci.
Pertama, menghias gang. Kondisi di gang-gang kampung khususnya di perkotaan sangat unik. Berubah wujud menjadi lebih indah dari sebelum-sebelumnya.
Kampung terlihat lebih bersih dan indah setelah terpasangnya aksesoris yang idektik dengan Agustusan seperti umbul-umbul, lampu pernak-pernik merah putih, dan bahkan jalan gang yang penuh warna-warni.
Kedua, lomba Agustusan. Lomba ini sangat diminati dan ditunggu-tunggu dari kalangan anak kecil hingga dewasa. Puncaknya menerima hadiah lomba pada momen puncak malam 17 Agustusan.
Ketiga, konsumsi. Konsumsi diatur panitia berdasarkan kemufakatan. Beberapa daerah lain mempraktikkan membawa makan sendiri-sendiri untuk dibawa pada momen puncak malam 17 Agustusan. Sementara itu, untuk daerah lainnya dikoordinir panitia masak sendiri.
Adapun penarikan iuran besarannya menyesuai kebutuhan dan kemufakatan.
Demikian sejumlah fakta dan keunikan penyelenggaraan tahunan momen 17 Agustusan, utamanya Momen Malam 17 Agustusan Tiap Tahun. Semoga momen seperti ini menjadi nilai dalam penerapan Pancasila khususnya sila ke-3 Pancasila yang berbunyi “Persatuan Indonesia”.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar...